Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa dalam tiga tahun berjalannya pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, Indonesia berhasil bertahan terhadap berbagai ancaman krisis, salah satunya krisis ekonomi. Indonesia bukan “pasien” IMF.
Ma’ruf melanjutkan bahwa akibat pandemi Covid-19 dan situasi geopolitik menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara global ikut terganggu, sehingga banyak negara yang sudah mengantre untuk menjadi pasien International Monetary Fund (IMF).
“Seperti yang kita tahu bahwa sekarang banyak negara menjadi pasien IMF, kalau tidak salah ada 28 negara [juga mengantre], tetapi kita tidak. Itu salah satu prestasi besar,” ujarnya usai agenda Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE)-BSD, Tangerang, Kamis (20/10/2022).
Ma’ruf melanjutkan bahwa di tengah-tengah krisis dan ancaman resesi, Indonesia pada kuartal II/2022 justru masih tumbuh 5,44 persen. Inflasi juga masih bisa dikendalikan pada angka yang relatif rendah.
Pada Agustus 2022, inflasi nasional berada pada angka 4,6 persen, sedangkan pada kuartal II/2022 berada pada 4,9 persen, dan naik sedikit ke angka 5,9 persen setelah pemerintah menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Ini salah satu upaya kita bersama,” pungkas Ma’ruf.
Baca Juga
Untuk diketahui, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berumur sewindu atau delapan tahun pada hari ini.
Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin tepat pada hari ini, Kamis 20 Oktober 2022 genap berusia tiga tahun.
Sebelumnya, Jokowi mengaku senang lantaran Indonesia termasuk negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara-negara G-20 maupun negara-negara lainnya.
Hal ini disampaikannya saat meresmikan pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 tahun 2022 di Kabupaten Tangerang, Rabu (19/10/2022).
“Kita patut bersyukur bahwa di tengah-tengah krisis, di tengah-tengah resesi, Indonesia, di kuartal kedua masih tumbuh 5,44 persen. Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth, pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara-negara G-20 maupun negara-negara lainnya,” katanya, Rabu (19/10/2022).
Dia melanjutkan, bahwa selain mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia juga mampu mengendalikan laju inflasi. Pada Agustus 2022, laju inflasi nasional masih bisa dikendalikan di angka 4,6 persen, sedangkan di kuartal II/2022 laju inflasi berada di angka 4,9 persen.
“Juga inflasi. Inflasi pada Agustus masih bisa kita kendalikan di 4,6 (persen), kuartal II/2022 4,9 persen. Namun, karena kenaikan BBM kemarin inflasi naik sedikit di angka 5,9 persen, tetapi masih bisa kita kendalikan,” ujarnya.