Pemerintah China pada Senin (28/8/2022) mengatakan akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan berupa dana tunai senilai 300 ribu dolar AS (Rp4,47 miliar) dan 25 ribu tenda.
China sebelumnya telah mengirimkan 4 ribu tenda, 50 ribu selimut dan 50 ribu terpal tahan air ke Pakistan.
Presiden China Xi Jinping juga telah menelepon Presiden Pakistan Arif Alvi untuk menyampaikan belasungkawa atas bencana dahsyat tersebut, menurut media pemerintah China.
Pemerintah Kanada pada Senin (28/8/2022) mengumumkan bantuan kemanusiaan senilai 5 juta dolar AS (Rp74,44 miliar) bagi Pakistan.
Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal mengatakan bahwa dunia berutang pada Pakistan, yang menjadi salah satu korban perubahan iklim akibat "pembangunan tak bertanggung jawab oleh negara-negara maju".
"Jejak karbon kami paling rendah di dunia," tegasnya.
"Komunitas internasional punya tanggung jawab untuk membantu kami, meningkatkan infrastruktur kami agar lebih tahan iklim, sehingga kami tidak mengalami kerugian setiap tiga, empat, lima tahun," katanya.
"Daerah-daerah yang biasa menerima hujan kini tidak lagi menerima hujan dan daerah-daerah yang biasa menerima hujan sedikit kini menerima hujan sangat deras," kata dia.
Menurut Iqbal, 45 persen tanaman kapas telah hancur dan gandum yang baru ditanam di Pakistan selatan juga terdampak. Kerusakan parah juga menimpa sawah serta kebun sayur dan buah.
Kementerian Keuangan Pakistan dalam laporan prospek ekonomi terbaru telah memperingatkan dampak bencana itu pada tanaman-tanaman semusim yang penting, terutama kapas.
Kapas telah menjadi andalan bagi sektor tekstil Pakistan yang menyumbang lebih dari 60 persen ekspor negara itu.
Para analis mengatakan dampaknya akan sangat hebat bagi Pakistan, yang sedang menghadapi krisis ekonomi, inflasi tinggi, depresiasi mata uang dan defisit anggaran.
IMF pada Senin (29/8/2022) menyetujui dana talangan senilai lebih dari 1,1 miliar dolar (Rp16,37 triliun) yang telah ditunggu Pakistan sejak awal tahun ini.