Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Junta Militer Myanmar Perpanjang Keadaan Darurat Enam Bulan Lagi

Kepala pemerintahan junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing akan memperpanjang keadaan darurat di negara itu selama enam bulan lagi.
rnPersonel militer berjaga di titik pemeriksaan di jalan yang menuju kompleks gedung Parlemen di Ibu Kota Naypritaw, Myanmar, Senin (1/2/2021). Junta Militer Myanmar yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing mengumumkan pengambilalihan kekuasaan dan pemberlakuan status darurat nasional selama setidaknya satu tahun./Antara-Reutersrn
rnPersonel militer berjaga di titik pemeriksaan di jalan yang menuju kompleks gedung Parlemen di Ibu Kota Naypritaw, Myanmar, Senin (1/2/2021). Junta Militer Myanmar yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing mengumumkan pengambilalihan kekuasaan dan pemberlakuan status darurat nasional selama setidaknya satu tahun./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala pemerintahan junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing akan memperpanjang keadaan darurat di negara itu selama enam bulan lagi setelah Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional memberikan persetujuannya.

Junta militer pertama kali mengumumkan keadaan darurat setelah merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada Februari tahun lalu.

"Anggota (Dewan Keamanan) dengan suara bulat mendukung proposal untuk memperpanjang periode keadaan darurat yang dinyatakan selama enam bulan lagi," menurut media Global New Light of Myanmar seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (1/8/2022).

"Kita harus terus memperkuat 'sistem demokrasi multi-partai yang sejati dan disiplin' yang merupakan keinginan rakyat," tulis surat kabar itu mengutip Min Aung Hlaing.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta. Konflik menyebar ke seluruh negara di Asia Tenggara itu setelah tentara meredam sebagian besar protes damai di kota-kota.

Pihak junta menyatakan mengambil alih kekuasaan karena kecurangan suara dalam pemilihan umum November 2020 yang dimenangkan dengan mudah oleh partai pemenang Nobel Aung San Suu Kyi. Namun kelompok pemantau pemilu tidak menemukan bukti kecurangan massal.

Militer juga telah berjanji untuk mengadakan pemilihan baru pada Agustus 2023 meskipun jadwal itu molor dan pihak lawan tidak percaya pemilihan yang direncanakan akan bebas dan adil.

Sebelumnya, militer Myanmar membela putusan eksekusi mati empat aktivis demokrasi yang dijalankannya. Rezim itu menepis tekanan internasional, termasuk dari negara-negara tetangga, dengan menyatakan bahwa mereka hanya menegakkan keadilan.

Junta militer memvonis hukuman mati bagi mantan legislator Phyo Zeya Thaw, aktivis demokrasi Kyaw Min Yu, Aung Thura Zaw, dan Hla Myo dalam persidangan tertutup pada Januari.

Dikonfirmasi oleh rezim militer Senin, 25 Juli 2022, putusan itu telah diterapkan. Orang-orang itu dituduh membantu melawan militer, yang merebut kekuasaan dalam kudeta Februari 2021 yang dipimpin oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper