Selama bertahun-tahun, pemerintah pulau Pasifik telah menyambut bantuan termasuk bantuan kemanusiaan, proyek infrastruktur, dukungan untuk sistem kesehatan dan pendidikan, beasiswa untuk kaum muda dan akses teknologi.
Willie Jimmy, mantan Menteri Keuangan Vanuatu dan Duta Besar untuk China, mengatakan dalam wawancara dengan Aljazeera.com, bahwa investasi China di wilayah tersebut berupa proyek-proyek yang tidak dicakup oleh Barat.
“Negara donor lain tidak memegang proyek apa pun yang tidak sesuai dengan bantuan kebijakan luar negeri mereka, kata Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Honiara.
Mantan Menteri Luar Negeri Vanuatu Ralph Regenvanu juga mendukung dukungan China untuk Kepulauan tersebut, menurut situs web Independent Australia seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (24/6/2022).
Akan tetapi, tidak semua program dan pendekatan China berjalan mulus.
Sebagai catatan, ada awal 2022 China dan Kepulauan Solomon menandatangani perjanjian keamanan baru. Dalam perjanjian itu disepakati China akan menyediakan personel polisi, keamanan, dan militer untuk membantu pemerintah Kepulauan Solomon.
Akan tetapi hal itu memicu kekhawatiran yang cukup besar tentang pengaruh China yang semakin meningkat di antara negara donor yang sudah berlangsung lama. Para pemimpin negara kepulauan Pasifik khawatir tentang kesepakatan keamanan regional yang dirusak.
Selain itu, tidak semua kemajuan yang dijanjikan oleh China diterima. Upaya China untuk mengamankan perjanjian sepuluh negara yang akan mencakup perdagangan bebas, kerja sama polisi, dan ketahanan bencana ditolak.