Pemecatan Terawan memunculkan petisi dukungan di laman Change.org. Petisi berjudul 'Save dr Terawan dari Sanksi Pemecatan' dibuat oleh Mirna Lestari.
Di keterangan petisi, Mirna mengatakan bahwa apa yang dikerjakan dokter Terawan di dunia kesehatan Indonesia sangat berharga dan sudah menyelamatkan banyak nyawa.
"Metode briliannya (terapi cuci otak) sudah menyelamatkan hidup banyak orang, termasuk saya," tulis Mirna yang mengaku sebagai salah seorang pasien Terawan yang berhasil disembuhkan.
“Ya, metode cuci otak Terawan adalah terapi kesehatan paling kontroversial.”
Mirna menegaskan bahwa terapi tersebut sudah teruji secara ilmiah dan tidak melanggar kode etik.
“Metode briliannya sudah menyelamatkan hidup banyak orang termasuk saya,” sambung Mirna.
Profesor Nidom
Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair Profesor drh Chairul Anwar Nidom mengibarkan #SaveDr Terawan dan meminta IDI meninjau ulang pemecatan permanen atas eks menteri kesehatan itu.
Nidom menegaskan, bahwa pemecatan permanen bagi seorang dokter adalah sama dengan hukuman mati bagi dokter Terawan. Pasalnya, IDI adalah satu-satunya organisasi yang mewadahi dokter di Indonesia.
“Keluarga saat membiayai kuliah kedokteran tidak tergantung kepada organisasi ini, tapi mereka mereka memutuskan tidak boleh mengabdikan keprofesiannya,” tegas Nidom kepada Bisnis, Senin (28/3/2022).
Nidom juga menyebut, seorang dokter yang dipecat permanen tidak mudah beralih ke profesi lain.
Ketua Dewan Pembina Professor Nidom Foundation (PNF) ini juga menyebut, bahwa pemecatan Terawan perlu mendapat pemikiran mendalam dari para pimpinan perguruan tinggi yang menghasilkan para dokter.