Sutaryo mengatakan, bahwa dalam satu bulan terakhir, setiap hari harga kedelai mengalami kenaikan. Katanya, hasil penjualan produksi hari ini, hanya cukup untuk membeli bahan baku untuk produksi besok.
"Kalau hari ini terjual tahu atau tempe dari kedelai 50 kilogram, hasilnya cuma bisa beli kedelai buat produksi besok. Jadi tidak ada untungnya.”
Bila kondisi ini terjadi hanya satu-dua hari memang tidak masalah. Namun, bila terjadi selama 1 bulan, para perajin pun mengalami kesulitan.
Sutaryo mengungkapkan bahwa omset perajin tahu tempe sejak pandemi Covid-19 turun 30 persen.
“Sejak Corona 2 tahun lalu, perajin omsetnya sudah berkurang 30 persen sebenarnya. Sekarang ditambah kondisi begini, makin tercekik kita,” ucap dia.
Aksi mogok ini juga, lanjut dia, agar masyarakat tahu kondisi perajin.
"Tidak mungkin kan tiap hari bilang harga kedelai naik terus ke konsumen. Makanya kita mogok dulu 3 hari biar bisa diekspor dan diketahui masyarakat luas," lanjutnya.