Dia juga menceritakan keluarganya yang unik, yakni keluarga guru. Mulai dari dirinya sendiri, suaminya, kedua orangtuanya, mertuanya, hingga kakek dan neneknya semua adalah pengajar.
Sebanyak tiga generasi merupakan guru, bahkan anaknya yang sekarang duduk di bangku kelas 4 SD pun memiliki cita-cita menjadi guru.
Karena tak dijelaskan, Nuri pun tidak menduga jika yang datang dan menginap di rumahnya adalah Nadiem langsung. Pada Senin (13/9/2021) sekira pukul 20.30 WIB, datang rombongan dalam dua mobil di halaman rumahnya.
Awalnya, hanya beberapa orang berbaju hitam yang turun. Nuri dan suami pun menyambut para tamu ini di depan rumahnya.
Namun setelah orang-orang berbaju hitam itu turun semua, keluar dari mobil seorang berpawakan tinggi yang mengenakan sepatu pantofel, celana jeans dan kaos hitam, menurunkan koper.
Karena menggunakan masker, Nuri belum begitu mengenali orang ini. Namun, setelah semakin mendekat dan berbicara, baru lah disadarinya ternayata yang dia hadapi adalah Nadiem.
“Mas Menteri menanyakan apakah boleh menginap. Sempet nggak percaya. ‘Oh boleh silakan masuk’. Terus dia bawa koper masuk, duduk di sini, ruang tamu. Ngobrol sampai jam 10-an karena memang sudah di-cut harus istirahat jam 10. Karena seharian aktivitas agak padat,” ujarnya.
Suami Nuri, Witanta Kurniawan, mengatakan kesannya selama penyambutan Nadiem malam itu yang menurutnya memiliki etika yang sangat baik.
Meski sudah lewat dari jam makannya, Nadiem tetap menyantap pisang dan ketela yang disajikan tuan rumah. Selain itu, Nadiem juga mengambilkan makanan tersebut untuk anak buahnya.
“Saya menilai sosok menteri pemimpin itu jarang yang ngasih ke anak buahnya. Mengambilkan ketela untuk ajudannya. Itu bagi saya beliau masih memikirkan bawahannya semua, jarang itu. Masih menawari. Pisangnya habis dua, ketela habis satu. Padahal jam segitu beliau jarang makan. Lalu kerennya lagi setiap beliau mau apapun itu selalu izin,” ungkapnya.