Kecepatan dan kekuatan serangan Taliban telah memicu saling tuduh di antara orang-orang Afghanistan tentang keputusan Presiden Joe Biden untuk menarik pasukan AS dari negara itu, 20 tahun setelah mereka menyingkirkan Taliban usai serangan teroris 11 September di AS.
Biden pada Selasa (10/8/2021) mengaku tidak menyesali keputusannya, menegaskan bahwa Washington telah menghabiskan 1 triliun dolar dan kehilangan ribuan tentara selama perang paling panjang dalam sejarah AS itu.
Dia juga mengatakan, AS terus memberikan dukungan udara, makanan, peralatan, dan gaji bagi tentara Afghanistan.
Pemimpin Partai Republik di Senat AS Mitch McConnel mengatakan, strategi Biden untuk keluar dari konflik Afghanistan dengan cara semacam itu membawa AS "bergeser menuju sekuel yang lebih buruk dari kejatuhan Saigon yang memalukan pada 1975."
"Presiden Biden mengetahui bahwa cara tercepat untuk mengakhiri sebuah perang adalah kalah," kata McConnel, sambil mendesak Biden untuk memberikan dukungan lebih kepada tentara Afghanistan.
"Tanpa itu, al Qaida dan Taliban akan merayakan 20 tahun serangan 11 September dengan membakar habis kedutaan kita di Kabul."
Mantan juru bicara Kemlu Morgan Ortagus mengatakan langkah Biden adalah "kegagalan besar kebijakan luar negeri dengan konsekuensi generasi, hanya dalam waktu kurang dari tujuh bulan memimpin pemerintahan ini. Segalanya mengarah pada keruntuhan total."