Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 22 personel keamanan India tewas dan 30 lainnya cidera dalam sebuah operasi penyergapan oleh pemberontak Maois di negara bagian Chhattisgarh sekaligus menjadi insiden paling mematikan dalam empat tahun ini.
Sejumlah pejabat mengatakan, bahwa personel keamanan yang termasuk unit elite CoBRA, sebuah satuan polisi cadangan pusat dan Satuan Tugas Khusus diserang pada Sabtu (3/4/2021) di negara bagian Chhattisgarh yang didominasi suku Maois selama operasi anti-pemberontakan.
Lima tentara tewas saat pasukan India menyerang tempat persembunyian pemberontak Maois. Masyarakat sipil India terus berupaya mengakhiri konflik pemerintah-Maois
"Kami dapat memastikan bahwa 22 anggota pasukan India telah dibunuh oleh pejuang Maois," kata seorang pejabat senior pemerintah di Raipur, ibu kota Chhattisgarh yang kaya mineral seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (5/4/2021).
Mereka tewas dalam baku tembak yang berlangsung selama empat jam di distrik perbatasan Sukma, 540 km (340 mil) arah selatan Raipur.
Om Prakash Pal, seorang pejabat senior polisi di Raipur mengatakan, operasi penyisiran untuk melacak seorang anggota pasukan keamanan yang hilang sedang dilakukan.
Baca Juga
Korban tewas adalah yang terburuk bagi pasukan keamanan India yang memerangi gerilyawan sayap kiri sejak 2017.
Pada Sabtu (3/4/2021), petugas polisi senior DM Awasthi mengatakan ratusan polisi dan tentara paramiliter menggerebek tempat persembunyian di distrik Bijapur setelah menerima informasi intelijen bahwa sejumlah besar pemberontak telah berkumpul di sana.
Sedikitnya lima personel keamanan tewas dalam insiden tersebut.
Pemberontak Maois, yang diilhami oleh pemimpin revolusioner China Mao Zedong, telah berperang melawan pemerintah India selama lebih dari 40 tahun dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang.
Lebih dari 10.000 orang telah terbunuh sejak tahun 2000, menurut data dari Portal Terorisme Asia Selatan.
Pemberontak mengklaim membela hak-hak suku asli dan kelompok terpinggirkan lainnya, sementara pemerintah menyebut mereka sebagai ancaman keamanan internal terbesar India.