Bisnis.com, JAKARTA - Seorang juru bicara Pemerintah Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa uji coba rudal jelajah jarak menengah Amerika Serikat dan rencana mengerahkan pesawat tempur F-35 serta peralatan militer di sekitar Semenanjung Korea adalah langkah "berbahaya" yang akan "memicu perang dingin baru".
Akan tetapi, Korea Utara tetap tidak berubah dalam posisinya untuk menyelesaikan semua masalah melalui dialog dan negosiasi, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dikutip Reuters, Kamis (22/8/2019).
Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak tertarik lagi dengan dialog yang disertai ancaman militer menurut, media pemerintah KCNA.
"Langkah militer yang berbahaya dan tidak biasa sekarang ada di depan mata yang akan memicu perang dingin baru di Semenanjung Korea dan kawasan," menurut pernyataan itu.
Pembicaraan tingkat kerja antara Amerika Serikat dan Korea Utara belum dimulai kembali karena terhenti oleh pertemuan puncak kedua yang gagal antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di Hanoi pada bulan Februari.
Trump dan Kim bertemu lagi pada bulan Juni di perbatasan antar-Korea dan setuju untuk membuka kembali perundingan.
Utusan AS Stephen Biegun, yang memimpin pembicaraan tingkat kerja dengan Korea Utara, telah berada di Seoul sejak Selasa setelah singgah di Jepang untuk membahas denuklirisasi Korea Utara.
"Kami siap untuk segera terlibat setelah mendengar dari rekan-rekan kami di Korea Utara," kata Biegun.