Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri (PM) Papua Nugini Peter O'Neill mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan dari para pendukungnya, Minggu (26/5/2019).
Reuters melansir banyak pejabat partai pengusung O'Neill yang berubah haluan ke pihak oposisi. O'Neill, yang sudah berkuasa sejak 2011, pun menyerahkan posisi PM kepada Sir Julius Chan.
Pada Jumat (24/5), oposisi mengatakan telah mendapatkan dukungan yang cukup untuk melengserkan O'Neill dari jabatannya setelah sang PM mengambil sejumlah kebijakan yang dinilai tidak tepat. Salah satunya adalah kesepakatan terkait gas bumi dengan Total, perusahaan migas asal Prancis.
Sementara itu, ABC melaporkan kubu oposisi mengatakan bahwa sekarang mereka memiliki 62 perwakilan di Parlemen, yang membuat mereka menjadi mayoritas.
O'Neill sempat beberapa kali sukses menghindari upaya pelengseran dirinya. Pada awal bulan ini, dia pun berhasil mengamankan posisinya dari serangan oposisi setelah melakukan reses di Parlemen selama 3 pekan sebelum Parlemen menggelar mosi tidak percaya kepadanya.
Adapun Chan sudah pernah menjabat sebagai PM Papua Nugini selama dua kali, masing-masing pada 1980-1982 dan 1994-1997.
Pendukungnya Ganti Haluan Jadi Oposisi, PM Papua Nugini Mundur
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini Peter O'Neill menyerahkan kursinya kepada mantan PM Sir Julius Chan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

21 menit yang lalu
Profil Sakti Wahyu Trenggono, Menteri KKP yang Kini Jadi Waketum PAN

59 menit yang lalu
Bawaslu Harap Tindak Ada PSU Lagi, Meski Potensi Gugatan ke MK Ada

1 jam yang lalu
Kumpulan Ucapan Hari Kartini, Diperingati Setiap 21 April
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
