Bisnis.com, JAKARTA-Kementerian Agama menggelar ajang penulisan karya ilmiah bagi para mahasantri Makhad Ali se Indonesia dalam bentuk penelitian kompetitif untuk menumbuhkan semangat literasi seperti para ulama nusantara.
Kapuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Amsal Bakhtiar, mengatakan pendaftaran peserta seleksi dilaksanakan pada 20 April-20 Juni 2018.
“Bagi mahasantri yang terpilih, kami siapkan dana pembinaan masing-masing Rp5 juta untuk melakukan penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian sosial, dan penyusunan karya ilmiah,” katanya, Senin (23/4/2018).
Menurutnya, inisiatif gelaran penulisan karya ilmiah itu didasarkan pada fakta bahwa karya tulis di lingkungan ulama nusantara sangat banyak, antara lain kitab Sabilul Muhtadin karya Syekh M. Arsyad Al Banjari.
Selanjutnya kitab Hidayatus Salikin karya Syakh Abdul Samad Palembang, Tafsir al Munir karya Syekh Nawawi Banten, Hasyiyah an Nafahat karya Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, dan Al Fawaid Al Janiyyah karya Syekh Yasin al Fadani.
“Karya-karya besar mereka hendaknya dapat diikuti oleh para santri Indonesia saat ini, khususnya mahasantri Makhad Aly. Untuk itu Kementerian Agama ingin memfasilitasi menghidupkan tradisi agung dalam karya tulis ilmiah,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Bidang Litbang Pendidikan Keagamaan Kemenag, Muhamad Murtadlo, mengatakan gelaran Karya Tulis Ilmiah Mahasantri (KTIM) 2018 bertema Wawasan Keagamaan, Kebangsaan dan Keilmuan dalam Konteks Keindonesiaan.
Dari tema besar itu, lanjutnya, ada beberapa alternatif subtema yang bisa dipilih oleh peserta, yaitu Pengembangan Sikap Wasatiyah dalam Konteks Keindonesiaan dan Isu-isu Sosial Keagamaan dalam Perspektif Keilmuan Pesantren.
Subtema lainnya adalah Menggali dan Menerapkan Ciri Khas Keilmuan Ma’had Aly, dan subtema Memperkuat Pendidikan Karakter dalam rangka Memajukan Peradaban Bangsa
“Judul usulan penelitian tidak mesti sama dengan redaksi di atas, namun bisa juga judul yang merupakan turunan dari sub tema itu. Sebab, KTIM itu dibuat untuk mengaktualkan pemikiran dan penalaran yang menjadi khazanah masing-masing Makhad Aly,” tegasnya.