Kabar24.com, TERNATE - Investor asal Swedia yang akan menggarap proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Ternate dinilai tidak bersungguh-sungguh.
Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara menyesalkan sikap investor asal Swedia tersebut.
"Investor tersebut ketika datang ke Ternate pada beberapa waktu lalu begitu antusias untuk membangun PLTS berkapasitas 20 MB dan meminta Pemkot untuk menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan," kata Kepala Dinas Perumahan Pertanahan dan Permukiman (Disperkim) setempat, Rizal Marsaoly di Ternate, Minggu (4/3/2018).
Salah satu permintaan kepada Pemkot Ternate adalah menyediakan lahan seluas 20 hektare di wilayah Ternate Barat untuk lokasi pembangunan PLTS dan lahan itu langsung disiapkan untuk kebutuhan investasi tersebut.
Namun, menurut dia, setelah semua yang dibutuhkan investor sudah disiapkan Pemkot Ternate dan mengirimkan datanya kepada mereka, ternyata tidak ada respons yang baik, bahkan ketika ditelepon pun tidak ditanggapi.
Pemkot Ternate sudah berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada investor yang berminat menanamkan modal di daerah ini. Pemkot tidak akan berkompromi terhadap investor yang dinilai tidak serius, seperti yang ditunjukan investor asal Swedia tersebut.
Baca Juga
Ia mengatakan, walaupun investor asal Swedia tersebut batal membangun PLTS di Ternate, tidak menjadi masalah karena kebutuhan energi listrik yang disiapkan PLN setempat sudah cukup memadai.
Penyediaan listrik di Ternate yang dipasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Ternate yang terintergrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tidore, kini kapasitasnya sudah di atas kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, dalam beberapa tahun ke depan dipastikan tidak akan mengalami krisis listrik.
Sebelumnya kalangan DPRD Kota Ternate menyarankan kepada Pemkot Ternate, agar selektif ketika menerima investor yang menyatakan minat menanamkan modal di daerah ini. Menurut kalangan DPRD, tidak tertutup kemungkinan para calon investor itu sebenarnya tidak memiliki modal sama sekali.