Munculnya nama pasangan Mayjen (Purn) Sudrajat-Ahmad Syaikhu cukup menggetarkan konstelasi politik di tanah Pasundan karena munculnya pasangan militer-agamis ini tidak diduga banyak kalangan sebelumnya.
Diperkuat oleh PAN dan mesin politik PKS yang solid serta Partai Gerindra yang terkesan disiplin di bawah komando sang Ketua Umum Prabowo Subianto, pasangan ini punya kekuatan tersendiri. Apalagi mereka diuntungkan oleh sosok Ahmad Heriawan (Aher) selaku Gubernur Jabar dua periode yang juga diusung oleh PKS.
Dibandingkan Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar, hasil survei Sudrajad memang belum terukur. Artinya, dia harus bekerja keras untuk menyosialisasikan program yang akan dijual ke pemilih selain rajin menyapa masyarakat.
Sudrajat yang sudah lama tak muncul di depan publik harus benar-benar menggerakkan mesin parpol Gerindra, PKS dan PAN.
Akan tetapi, prestasi lulusan Akademi Militer Magelang kelahiran 1949 itu mampu menopang elektabilitasnya. Apalagi, sosok Sudrajat yang “Nyunda” didukung oleh pengalaman internasionalnya dalam berbagai penugasan termasuk di Inggris, Amerika Serikat sebagai atase militer dan terakhir sebagai Duta Besar Indonesia untuk China.
Sedangkan status Wakil Wali Kota Bekasi yang disandang Saikhu akan melengkapi pasangan dengan kekuatan 27 kursi di DPRD Jabar ini dari sisi pengalaman pemerintahan daerah. Tidak hanya itu, Saikhu tentu juga akan menjadi penggerak suara pemilih dari basis pemilih di Kota Bekasi.
Hanya saja, apakah koalisi Gerindra, PKS dan PAN yang sukses mengusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menjadi pemimpin DKI Jakarta tahun lalu, masih dipertanyakan. Pasalnya, karakter pemilih dan isu yang dijual di Jabar selama kampanye tentu berbeda pula.