Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo meminta kepada seluruh insan pers dan media agar turut membangun optimisme, etos kerja masyarakat dan produktivitas masyarakat, bukan malah sebaliknya.
Melalui keterangan tertulis, Selasa (9/2/2016), Presiden mengatakan media di Indonesia seringali mempengaruhi masyarakat menjadi pesimisme dan juga banyak yang terjebak pada berita-berita yang sensasional.
Presiden memberi contoh-contoh beberapa judul berita di media yang mengganggu pikiran masyarakat, yakni 'Indonesia Diprediksi Akan Hancur', 'Semua Pesimis Target Pertumbuhan Ekonomi Tercapai', 'Pemerintah Gagal Aksi Teror Tak Akan Habis Sampai Kiamat-pun', 'Kabut Asap Tak Teratasi Riau Terancam Merdeka'.
Bahkan menurut Presiden, ada berita yang lebih seram, seperti 'Indonesia Akan Bangkrut, Hancur. Rupiah Akan Tembus Rp 15.000, Jokowi-JK Akan Ambyar.'
"Kalau judul seperti ini diteruskan di era kompetisi seperti ini, yang muncul adalah pesimisme, sebuah etos kerja yang tidak terbangun dengan baik. Yang muncul adalah hal-hal yang tidak produktif, bukan produktivitas," kata Jokowi dalam peringatan puncak Hari Pers Nasional 2016.
Di era persaingan antar negara ini yang dibutuhkan di dalam negeri adalah membangun kepercayaan. Presiden menggarisbawahi bahwa tanpa kepercayaan jangan berharap akan terjadi aliran arus uang, investasi dan modal yang masuk.
"Kepercayaan itu yang bisa bangun adalah media, pers. Persepsi muncul, imej muncul karena berita-berita," ujar Presiden.