Kabar24.com, JAKARTA-- Pengamat Survey Lintas Nusantara, Emrus Sihombing, menilai ada kemungkinan Koalisi Merah Putih (KMP) bubar, karena sikap pragmatis dan tidak ada ikatan solid di antara partai-partai pendukung.
"Seperti kita tahu, koalisi di Indonesia kan lebih didasarkan pada kepentingan pragmatis saja, dinamika sangat cair, tergantung kepentingan dan KMP itu kan ada ketika Pilpres dan untuk kepentingan pragmatis, bukan ideologis, jadi dimungkinkan bubar," katanya di Jakarta, Rabu (25/3/2015).
Dikatakan, saat ini soliditas KMP juga sudah terlihat menurun, karena satu per satu pendukungnya terbelah dan berpindah arah.
Setelah PPP yang terbelah dan kepemimpinan M Romahurmuziy yang disahkan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, memilih mendekat ke pemerintah, kini giliran Partai Golkar.
Pengesahan kepengurusan Partai Golkar versi Munas Ancol di bawah kepemimpinan Agung Laksono membuat partai beringin tersebut lebih memilih merapat ke pemerintah.
"Sementara sikap PAN yang belum tegas untuk mendukung hak angket atau tidak terhadap menteri hukum dan HAM juga menunjukkan indikasi menurunnya soliditas."
Menurut dia, di KMP kini praktis hanya tinggal Gerindra dan PKS yang masih solid. Hal ini tentunya tidak efektif sebagai koalisi oposisi.
Untuk itu, dia menyakini KMP dapat saja bubar bila dinamika yang berkembang saat ini mengarah pada semakin merosotnya soliditas partai pendukung.
Koalisi Merah Putih Kemungkinan Bubar
Pengamat Survey Lintas Nusantara, Emrus Sihombing, menilai ada kemungkinan Koalisi Merah Putih (KMP) bubar, karena sikap pragmatis dan tidak ada ikatan solid di antara partai-partai pendukung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
30 menit yang lalu
Kasus Korupsi CSR: Pertaruhan Reputasi BI Ketika Kurs Kian Rontok
38 menit yang lalu
Prabowo Temui PM Pakistan Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
58 menit yang lalu