Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Myanmar pada Kamis (11/9/2014) mengakhiri pemberlakuan jam malam yang telah berlangsung sejak Juni 2012.
Jam malam diberlakukan menyusul bentrokan antara umat Buddha dan minoritas Muslim di seluruh negara bagian Rakhine barat.
Terkait peristiwa itu. sepanjang tahun 2012 terdapat korban tewas sedikitnya 192 orang.
Sebagian besar korban kekerasan adalah Muslim Rohingya, yang hidup dalam tekanan diskrimasi.
Menurut data PBB, hampir 140.000 Rohingya menetap di kamp-kamp setelah diusir dari rumah mereka oleh massa Buddha pada tahun 2012.
Namun kini juru bicara pemerintah negara bagian Win Myaing beranggapan lain.
Seperti dilansir Reuters, juru bicara itu mengatakan bahwa ketegangan telah mereda.
"Jam malam akan dicabut efektif hari ini, karena situasi keamanan membaik," katanya.
Kebanyakan lembaga bantuan yang ditarik keluar telah kembali meski beroperasi terbatas, tapi pemerintah sejauh ini menolak untuk mengizinkan badan amal medis Medecins Sans Frontieres (MSF) untuk kembali.