Bisnis.com, PALEMBANG – Pemprov Sumsel membentuk tim pengelola kawasan ekonomi khusus Tanjung Api–Api untuk mempercepat realisasi kawasan tersebut.
Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Ruslan Bahri mengatakan tim ini nantinya diharapkan juga dapat meyakinkan presiden RI untuk menerbitkan SK KEK TAA.
“Ini merupakan langkah percepatan untuk mempercepat realisasi KEK TAA. Nantinya mereka diharapkan bisa bekerja dan meyakinkan pemerintah pusat, termasuk Presiden RI agar mau menerbitkan surat keputusan,”katanya, Senin (25/2/2014) petang.
Tim percepatan ini akan diketuai oleh Gubernur Sumsel Alex Noerdin, sementara tim untuk penentuan kawasan akan dipimpin oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel Permana.
“Tugas tim ini nanti akan memenuhi apa saja keperluan yang dibutuhkan oleh Presiden dalam menerbitkan status KEK,” katanya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Sumsel Permana menambahkan, pihaknya akan menjalankan beberapa rencana aksi untuk mewujudkan KEK TAA.
Menurut dia, hal lain yang akan menjadi prioritas kerja dari tim ini adalah mempersiapkan pelimpahan kewenangan serta memperjelas penetapan status lahan yang akan digunakan untuk KEK.
“Jadi kami minta bantuan Pemkab Banyuasin mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak memperjual belikan lahan termasuk pembebasan lahan nanti,” katanya.
Permana melanjutkan, tim ini juga akan bekerja ekstra untuk memastikan agar infrastruktur pendukung kawasan seperti jalan dan air tersedia.
“Selain itu persiapan listrik serta insentif yang akan diberikan kepada investor yang ingin berinvestasi disana,”katanya.
Berdasarkan hasil evaluasi dan perencanaan yang dimiliki Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumsel, dibutuhkan biaya setidaknya Rp71,75 triliun untuk mengembangkan KEK TAA yang berlokasi di Kabupaten Banyuasin itu.
Sebelumnya, Kepala UPTD Tata Ruang Bappeda Sumsel Regina Ariyanti mengatakan industri yang akan mendapat skala prioritas untuk mengisi kawasan itu adalah sektor hilirisasi karet, sawit dan gasifikasi batubara, meski pemerintah tetap membuka tangan untuk investor lainnya.
“Indikasi potensial yang masuk dalam kawasan ekonomi khusus TAA, seperti PT Pusri yang akan membangun pabrik pupuk NPK, PT Taiba yang mengembangkan batubara cair, pabrik ban Michelin dan beberapa perusahaan lain yang bergerak di sektor hiirisasi sawit,”paparnya.