BISNIS.COM, TIMIKA -- Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso minta pemerintah segera melakukan investigasi secara menyeluruh atas peristiwa runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan PT Freeport Indonesia.
Kepada wartawan di Timika, Priyo menyebutkan investigasi tersebut dalam rangka meminimalisasi kejadian serupa agar tidak terulang di kemudian hari.
"Kami menganjurkan pemerintah secepatnya menginspeksi atau melakukan investigasi dengan dimotori oleh Menteri ESDM," kata Priyo saat konferensi pers di Hotel Rimba Papua di Timika, Minggu (19/5/2013)
Priyo berharap Kementerian ESDM membentuk tim untuk melakukan inspeksi kondisi tambang bawah tanah (underground) PT Freeport yang panjangnya mencapai sekitar 250 kilometer agar memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi para pekerja.
Priyo hadir bersama enam wakil rakyat lainnya yaitu Paskalis Kossay, Peggy Patricia Patipi, Manuel Kaisiepo, Jamaluddin Jafar, Ali Kastella dan Aus Hidayat Nur.
Mereka mendapat tugas dari pimpinan DPR ke Timika guna melihat langsung upaya pencarian dan evakuasi para pekerja yang terjebak dalam reruntuhan fasilitas pelatihan tambang bawah tanah PT Freeport yang memakan banyak korban.
"Peristiwa ini menyita perhatian, termasuk dunia internasional. Ketika ada kasus runtuhnya tambang di Chile, presidennya hadir untuk memimpin langsung proses penyelamatan. Tapi sampai hari ketiga kejadian ini, kami belum mendengar ada pejabat setingkat menteri yang hadir sehingga kami memutuskan untuk datang," tutur Priyo.
Menurut dia, DPR berinisiatif datang ke Timika terutama ke area pertambangan PT Freeport di Tembagapura lantaran adanya informasi simpang siur penyebab runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan tersebut.
"Kami semula menduga, terowongan runtuh itu terkait proses produksi tambang. Ternyata tidak demikian," katanya.
Setelah datang langsung ke lokasi kejadian, rombongan DPR RI mendapatkan penjelasan bahwa terowongan yang dijadikan kelas untuk pelatihan tambang bawah tanah tersebut sudah digunakan sejak tahun 2000.
Adapun area produksi tambang bawah tanah terowongan Big Gossan PT Freeport berjarak 2,7 kilometer dari lokasi kejadian yang runtuh dan menimbun banyak korban.
"Terowongan yang ambrol lokasnya jauh dari pusat produksi PT Freeport," kata Priyo yang juga memimpin Desk Papua dan Desk Aceh di DPR RI.
DPR menyambut baik keputusan PT Freeport untuk menghentikan sementara proses produksi sejak tiga hari lalu guna berkonsentrasi penuh pada upaya mencari dan menyelamatkan para pekerja yang masih hidup maupun sudah meninggal dunia.
Hingga hari keenam pascaruntuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan PT Freeport, regu penyelamat telah menemukan sedikitnya 17 pekerja di reruntuhan terowongan tersebut.
Tujuh di antara korban yang ditemukan tersebut sudah meninggal dunia.
Dalam lawatannya itu, rombongan DPR RI juga sempat membesuk lima pekerja yang masih dirawat di RS Tembagapura. Lima pekerja lainnya sudah diterbangkan ke rumah sakit di Jakarta lantaran mengalami cedera serius.
Diperkirakan sekitar 20 pekerja lainnya masih berada di lokasi reruntuhan terowongan Big Gossan.
"Kita semua berduka. Kami menyampaikan ucapan bela sungkawa kepada keluarga yang terkena musibah ini," tutur Priyo. (Antara/dot)
TEROWONGAN FREEPORT: DPR Minta Pemerintah Investigasi Menyeluruh
BISNIS.COM, TIMIKA -- Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso minta pemerintah segera melakukan investigasi secara menyeluruh atas peristiwa runtuhnya fasilitas pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan PT Freeport Indonesia.Kepada wartawan di Timika, Priyo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
12 jam yang lalu
Ada yang Masuk & Borong Jumbo Saham PGAS Jelang Tutup 2024
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Legislator PKS Protes Sekolah Internasional Kena PPN 12%
4 jam yang lalu
Pesan Gibran ke Paspampres: Humanis ke Masyarakat
8 jam yang lalu