Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Exhangeable Rights MATAHARI PUTRA PRIMA Capai 23,08%

BISNIS.COM, JAKARTA-- Pergerakan kepemilikan saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) melalui instrumen exhangeable rights subscription agreement (ERSA) telah mencapai 23,08% dari persentase jumlah saham yang bakal diserahkan kepada Anderson Investments—anak

BISNIS.COM, JAKARTA-- Pergerakan kepemilikan saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) melalui instrumen exhangeable rights subscription agreement (ERSA) telah mencapai 23,08% dari persentase jumlah saham yang bakal diserahkan kepada Anderson Investments—anak perusahaan investasi asal Singapura Temasek Holdings, sebanyak 26,01% saham MPPA.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis Selasa (14/5/2013), PT Multipolar Tbk -pemegang saham mayoritas MPPA dengan kepemilikan 50,2%- melaporkan sebanyak 1,24 miliar lembar saham telah diperoleh PT Ciptadana Securities sebagai penjamin ketersediaan exchange shares.

Multipolar dan Andersen Investment telah menyepakati transaksi penukaran saham MPPA senilai US$300 juta atau sekitar Rp2,9 triliun, dimana  ERSA tersebut dapat ditukarkan dengan 26,1% kepemilikan efektif MPPA.

Presiden Direktur Multipolar Eddy Handoko sebelumnya mengemukakan isntrumen ERSA digunakan sebagai penjamin investasi Temasek yang diharapkan bisa memperkuat posisi perseroan di sektor modern food retail.

Adapun dalam upaya kepemilikan atas exchange shares, saham MPPA akan ditawarkan lebih tinggi yakni senilai Rp2.050 per lembar. Tenggat waktu penawaran saham berlaku paling lambat pada tahun keempat bergulir sejak periode perjanjian.

Adapun sepanjang tahun lalu, MPPA membukukan pendapatan Rp10,9 triliun, di mana Matahari Food Division (MFD) memberikan kontribusi terbesar yang mencapai Rp10,4 triliun, naik 23,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan pertumbuhan comparable store sales sebesar 7,9%. Adapun laba bersih sepanjang 2012 sebesar Rp238,5 miliar.

Untuk tahun ini, MPPA fokus pada pengembangan jaringan Foodmart dan Hypermart sebagai kegiatan usaha inti dan merampingkan aset non-inti MPPA. Tahun ini, sedikitnya 20 gerai Hypermart akan dibangun di Bau-Bau, Palopo, Dumai, Kendari, dan Kupang.

Perkiraan investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan mencapai Rp50 miliar—Rp60 miliar per gerai, di mana perseroan akan fokus menyasar pasar yang belum banyak tersentuh terutama di kawasan timur Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper