Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Siapkan Sanksi Jika Rusia Tidak Sepakat Soal Ukraina

Trump ancam sanksi besar jika Rusia tak sepakat soal Ukraina dalam 2 minggu.
Presiden Rusia Vladimir Putinberbicara melalui tautan video pada hari penutupan KTT Ke-15 BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis, 24 Agustus 2023./Bloomberg-Leon Sadiki
Presiden Rusia Vladimir Putinberbicara melalui tautan video pada hari penutupan KTT Ke-15 BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis, 24 Agustus 2023./Bloomberg-Leon Sadiki

Bisnis.com, JAKARTA Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengancam Rusia dengan sanksi besar-besaran terkait perang di Ukraina apabila dalam dua pekan ke depan tidak tercapai kesepakatan damai.

“Saya tidak senang dengan apa pun terkait perang itu — sama sekali tidak senang. Saya pikir dalam dua pekan ke depan kita akan tahu arahnya ke mana. Dan saya harus benar-benar senang," kata Trump dikutip dari Bloomberg, Sabtu (23/8/2025)

Trump menegaskan dirinya akan memutuskan langkah selanjutnya, yakni apakah AS akan memberikan sanksi besar, tarif besar, atau keduanya, atau bahkan tidak melakukan apa-apa.

Ancaman tersebut disampaikan Trump di Gedung Putih saat menjawab pertanyaan wartawan. Sikap ini menandai perubahan tajam setelah pekan lalu Trump sempat optimistis usai bertemu Putin di Alaska. 

Namun, harapan gencatan senjata kembali meredup karena Rusia belum berkomitmen atas pertemuan lanjutan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Rusia juga bersikeras memiliki peran dalam pengaturan keamanan Ukraina. Sementara itu, Zelensky pada konferensi pers bersama Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte di Kyiv menegaskan kesiapannya untuk bertemu Putin baik secara bilateral maupun trilateral dengan melibatkan Trump.

“Dia (Trump) saat ini adalah satu-satunya orang yang bisa menghentikan Putin,” ujar Zelensky.

Meski begitu, belum jelas seberapa serius ancaman terbaru Trump. Presiden AS itu kerap menggunakan tenggat dua pekan untuk memberi ruang waktu. 

Bulan lalu, dia mengancam menerapkan tarif 100% terhadap Rusia jika tidak menyetujui gencatan senjata, bahkan sempat memberi ultimatum 10 hari pada 28 Juli lalu. Namun, tenggat tersebut berlalu tanpa aksi nyata.

Pemerintahan Trump sendiri juga terkesan gamang. Menteri Luar Negeri Marco Rubio pekan lalu mengatakan tidak yakin sanksi baru akan memaksa Rusia menerima gencatan senjata.

Menariknya, meskipun mengeluarkan ancaman, Trump juga menunjukkan foto dirinya bersama Putin di Alaska dan mengatakan akan menandatanganinya untuk diberikan kepada pemimpin Rusia itu. Trump bahkan membuka kemungkinan Putin hadir di Piala Dunia 2026 yang akan digelar di AS, Meksiko, dan Kanada.

“Dia sangat menghormati saya dan negara kita, meskipun tidak begitu hormat kepada yang lain. Itu Vladimir Putin, orang yang saya percaya akan datang, tergantung pada apa yang terjadi," ujar Trump

Putin pada hari yang sama juga melontarkan pujian bagi Trump, menyebut pertemuan di Alaska sebagai awal dari pemulihan penuh hubungan AS-Rusia. Namun, menurutnya hasil akhir tetap bergantung pada sikap negara-negara Barat dan komitmen AS dengan sekutunya di NATO.

“Tapi saya yakin kualitas kepemimpinan Presiden Trump adalah jaminan baik bahwa hubungan ini bisa dipulihkan,” kata Putin saat bertemu ilmuwan nuklir di Sarov, kota bersejarah tempat Uni Soviet membuat bom nuklir pertamanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro