Bisnis.com, JAKARTA — Miliarder Ong Beng Seng, tokoh di balik ajang balap malam Formula One di Singapura, mengaku bersalah dalam kasus pemberian hadiah mewah kepada salah satu pejabat senior negara tersebut.
Melansir Bloomberg pada Senin (4/8/2025), pria berusia 79 tahun itu mengakui telah membantu mantan anggota parlemen dan eks Menteri Transportasi S. Iswaran menghalangi proses hukum. Satu dakwaan lainnya turut dipertimbangkan dalam proses persidangan.
Kedua dakwaan tersebut terkait pemberian fasilitas kepada Iswaran pada 2022, yakni penerbangan dengan jet pribadi ke Doha, penginapan di Four Seasons, serta tiket pulang kelas bisnis senilai S$5.700 (US$4.422). Saat itu, Iswaran menjabat sebagai Ketua Komite Pengarah balapan F1 malam Singapura.
Hakim memperpanjang masa penangguhan penahanan Ong dan menyatakan putusan akan disampaikan pada 15 Agustus sore.
Pihak kuasa hukum menyampaikan bahwa Ong tengah menderita berbagai penyakit serius, termasuk kanker multiple myeloma yang membuat sistem kekebalan tubuhnya lemah, luka di kaki yang sulit sembuh, serta diare kronis.
“Lingkungan rumah Ong jauh lebih steril daripada penjara. Dia hidup dalam kondisi rentan, tanpa ruang untuk kesalahan sedikit pun," ujar pengacara Cavinder Bull.
Baca Juga
Baik jaksa maupun pembela sepakat meminta hakim menjatuhkan hukuman berupa denda, bukan penjara. Sebelumnya, jaksa sempat menuntut hukuman delapan pekan penjara setelah Ong menyatakan bersalah.
Sidang sempat dua kali ditunda karena alarm kebakaran berbunyi.
Skandal korupsi terburuk di Singapura dalam beberapa dekade terakhir ini menarik perhatian publik, mengingat reputasi negara tersebut sebagai salah satu negara dengan kebijakan antikorupsi paling ketat di dunia.
Nasib hukuman Ong juga diperkirakan akan berdampak terhadap kendalinya atas kerajaan bisnis yang menjangkau dari Singapura hingga proyek mewah di London dan resor di Maladewa.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan bersih Ong mencapai US$1,5 miliar.
Iswaran sendiri telah dijatuhi hukuman penjara selama satu tahun pada 2024 karena menerima berbagai hadiah dari Ong, termasuk sepeda lipat Brompton dan tiket F1.
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong—yang memenangkan pemilu pertamanya sebagai kepala pemerintahan pada Mei lalu—telah mengingatkan para politisi Partai Aksi Rakyat (PAP) untuk memisahkan urusan publik dari kepentingan bisnis pribadi dan menghindari konflik kepentingan.
Bisnis Ong
Ong masih memiliki jejak bisnis besar di Singapura. Perusahaannya tetap menjadi penyelenggara balapan F1 malam tahunan yang pertama kali dia bawa ke Singapura pada 2008 berkat kedekatannya dengan mantan bos F1, Bernie Ecclestone. Kontrak balapan tersebut akan berlangsung hingga 2028.
Hotel Properties Ltd., perusahaan milik Ong, juga memperoleh persetujuan awal pada 2023 untuk mengembangkan properti premium di kawasan Orchard Road. Namun, menurut Bloomberg, perusahaan tengah mencari pembeli saham atas aset tersebut.
Jika dijatuhi hukuman berat, kendali Ong atas kerajaan bisnisnya berpotensi terganggu. Analis DBS Group Holdings Ltd. menyatakan bahwa tidak adanya penerus yang jelas serta minimnya keterlibatan anak-anak Ong di Hotel Properties membuka kemungkinan pengambilalihan dari pihak luar atau penjualan aset Orchard Road.
Adapun, saham perusahaan yang jarang diperdagangkan itu telah naik lebih dari 50% sepanjang tahun ini.
Hotel Properties juga memiliki hubungan erat dengan investor negara Singapura, Temasek Holdings. Pada 2021, Ong memimpin akuisisi senilai S$3,9 miliar atas aset properti Singapore Press Holdings bersama dua unit Temasek, meskipun perusahaan telah melepas kepemilikannya dalam konsorsium tersebut awal tahun ini.
Saat ini, Hotel Properties dan Temasek masing-masing memegang 30% saham dalam perusahaan patungan yang mengelola proyek properti besar di London, yang kini dikenal sebagai Bankside Yards.