Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejarah Terbentuknya G7 dan Keuntungan Anggota Negara

G7 memiliki tujuan untuk membahas dan menyelesaikan masalah global, terutama isu ekonomi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dan Presiden AS Donald Trump menghadiri sesi foto selama KTT G7, di Kananaskis, Alberta, Kanada, 16 Juni 2025./Reuters-Suzanne Plunkett
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Mark Carney, dan Presiden AS Donald Trump menghadiri sesi foto selama KTT G7, di Kananaskis, Alberta, Kanada, 16 Juni 2025./Reuters-Suzanne Plunkett

Bisnis.com, JAKARTA - G7 merupakan kelompok informal negara-negara demokrasi maju yang memiliki jadwal pertemuan setiap tahun, untuk mengoordinasikan kebijakan ekonomi global dan mengatasi berbagai masalah transnasional lainnya.

Kelompok ini terdiri dari negara Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris Raya (UK). Melansir dari cfr.org, kelompok ini dibangun pada tahun 1975 untuk menyediakan wadah bagi kekuatan nonkomunis, dan diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah ekonomi yang mendesak. 

Kelompok G7 memiliki fokus untuk menghindari inflasi dan resesi yang dipicu oleh embargo minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Uni Eropa (UE) juga terlibat dan telah berpartisipasi penuh dalam G7 sejak tahun 1981.

Namun, UE tidak disebutkan namanya secara spesifik dan kehadirannya diwakili oleh presiden Dewan Eropa ataupun yang terdiri dari para pemimpin negara anggota UE, Komisi Eropa, dan badan eksekutif UE. G7 tidak memiliki kriteria keanggotaan secara formal tetapi, seluruh anggota yang tergabung merupakan negara demokrasi kaya. 

Dilansir dari Investopedia, dulunya kelompok ini telah menanggapi perkembangan ekonomi global, termasuk perubahan di Uni Soviet pada tahun 1990-an. Hal ini yang membuat Rusia bergabung dengan G-7 dan membentuk G-8 pada 1998. Namun, keanggotaannya diskors pada tahun 2014 setelah aneksasi Krimea dan mengambil wilayah Ukraina secara ilegal. Sampai saat ini, Rusia belum diizinkan kembali bergabung dengan G7.

Secara garis besar, G7 memiliki tujuan untuk membahas dan menyelesaikan masalah global, terutama isu ekonomi. Mereka telah menangani krisis keuangan, sistem moneter, dan masalah lainnya. Kelompok ini juga meluncurkan inisiatif untuk meringankan utang negara-negara berkembang.

Pada tahun 1997, G7 menyediakan dana sebesar US$300 juta untuk membantu membangun penanggulangan bencana kebocoran reaktor di Chernobyl.

Keuntungan sistem keuangan di negara G7:

1. Pengaruh ekonomi global

G7 dikenal sebagai kumpulan negara yang memiliki pengaruh besar dalam ekonomi global. Kelompok negara tersebut dikenal dengan pendapatan tinggi dan kekuatan ekonomi yang utama. Seluruh anggota yang terlibat mewakili sekitar 45% dari total GDP global dan mengeluarkan lebih dari 75% total bantuan dalam skema Official Development Assistance (ODA).

2. Investasi dan perdagangan

Kelompok G7 memiliki sistem perdagangan dan investasi yang bebas, adil, serta menguntungkan satu sama lain. Negara-negara tersebut juga memiliki upaya untuk meningkatkan investasi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan menguntungkan semua pihak yang terlibat.

3. Inovasi dan teknologi 

Seluruh anggota G7 mendukung kontribusi teknologi dalam integrasi perekonomian global dan meningkatkan kesempatan untuk mendorong pertumbuhan berbasis inovasi. Hal ini yang membuat para anggota dapat mengoptimalkan peran teknologi untuk mengembangkan inovasi-inovasi terbaru yang dapat membantu perkembangan negara-negara terlibat.

4. Stabilitas Ekonomi

Keuntungan bagi para anggota G7 dapat dirasakan dengan meningkatknya stabilitas ekonomi global melalui kebijakan ekonomi yang tepat, baik fiskal maupun moneter. Hal ini memiliki dampak positif yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pengembangan infrastruktur, dan mengurangi angka kemiskinan.

Namun, perkembangan sistem keuangan G7 juga mengalami pasang surut setiap tahunnya. Melansir dari The Global Governance Project, G7 pertama kali membahas regulasi keuangan secara khusus pertama kali pada tahun 1977, dan sejak saat itu para anggota tidak memiliki perhatian secara konsisten terhadap regulasi tersebut.

Dalam catatan, mereka membuat 120 komitmen publik mengenai regulasi keuangan sejak 1975, dengan rata-rata kepatuhan mencapai angka 78%. Berikut merupakan beberapa poin penting tentang komitmen G7 dalam regulasi keuangan:

1. Komitmen regulasi keuangan G7

- Memiliki jumlah komitmen 120 komitmen publik sejak 1975.

- Peringkat regulasi keuangan menduduki peringkat ke-15 di antara 32 subjek yangberbeda.

2. Puncak komitmen G7

- Pada tahun 2013 terdapat 29 komitmen yang berfokus pada pajak.

- Pada tahun 2009, G7 menanggapi krisis keuangan global.

3. Kepatuhan:

- Rata-rata kepatuhan terhadap regulasi keuangan sebesar 78%, dengan persentase kepatuhan tertinggi sebesar 94% dari Kanada, serta Uni Eropa dan Jerman sebesar 88%.

- Kepatuhan regulasi terendah berasal dari Amerika Serikat sebesar 63%.

Perhatian G7 terhadap regulasi keuangan cenderung reaktif dan dipengaruhi oleh krisis ekonomi global. Namun, kelompok ini belum memiliki pendekatan yang konsisten dalam menangani isu regulasi keuangan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper