Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Israel-Iran, Apa Dampaknya ke Perekonomian RI?

Konflik terbuka pecah di Timur Tengah. Israel dan Iran saling berbalas meluncur rudal pada Jumat (13/6/2025) waktu setempat.
Ilustrasi bendera Israel dan Iran./REUTERS-Dado Ruvic
Ilustrasi bendera Israel dan Iran./REUTERS-Dado Ruvic

Bisnis.com, JAKARTA — Konflik terbuka pecah di Timur Tengah. Israel dan Iran saling berbalas meluncur rudal pada Jumat (13/6/2025) waktu setempat.

Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menjelaskan dampak konflik Israel-Iran tidak hanya terasa di medan tempur namun merembet ke perekonomian global, termasuk Indonesia. Dia mencontohkan bahwa belakangan terjadi lonjakan harga minyak, gangguan rantai pasok, anjloknya pasar saham, dan tekanan terhadap nilai tukar.

Adapun, harga minyak mentah melonjak lebih dari 12% pada Jumat (13/6/2025). Melansir Reuters, harga minyak berjangka Brent melonjak 11,66% atau US$8,09 ke level US$77,45 per barel pada pukul 10.03 WIB, tertinggi sejak Februari 2025; sementara harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik US$8,47 atau 12,45% menjadi US$76,51 per barel.

Sementara bursa saham Asia terpantau anjlok pada perdagangan Jumat (13/6/2025). Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang terpantau turun 1,26% pada 2.747,96, kemudian indeks komposit Shanghai China juga melemah 0,66% di level 3.380,31.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga terpantau melemah 0,72% ke level 23.862,17. Selanjutnya, indeks Kospi Korea Selatan juga terkoreksi 1,24% pada level 2.883,78, sementara indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,28% di level 8.540,80. Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia juga terpantau melemah 0,38% pada level 7.177,23.

Sejalan, mata uang rupiah ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (13/6/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan melemah 0,38% atau 61 poin ke level Rp16.303,5 per dolar AS.

Syafruddin mengungkapkan bahwa Selat Hormuz yang berada dekat Iran merupakan nadi perdagangan energi global. Dia meyakini investor akan meninggalkan kawasan yang dinilai tidak lagi aman.

"Dunia tidak bisa lagi memandang konflik ini semata sebagai urusan dua negara. Ketika misil diluncurkan dan fasilitas vital dihancurkan, yang ikut terancam adalah ekonomi rumah tangga dari Amman hingga Jakarta," ujar Syafruddin dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas itu pun mewanti-wanti jika komunitas internasional gagal menahan laju eskalasi konflik Israel-Iran maka dunia akan membayar mahal.

Tak hanya krisis energi, dia meyakini akan inflasi harga komoditas sehingga turun menyebabkan peningkatan pengangguran dan krisis sosial. Oleh sebab itu, dia mendorong komunitas dunia memprioritaskan diplomasi.

"Bukan hanya untuk mencegah perang lebih besar, tapi juga untuk menyelamatkan ekonomi global dari jurang ketidakpastian," jelas Syafruddin.

Konflik Israel-Iran

Israel melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan markas militer Iran pada Jumat (13/6/2025). Dilansir Aljazeera, serangan Israel ke Iran dilakukan sebagai upaya mencegah pembangunan fasilitas nuklir dan rudal balistik milik Teheran.

Dilaporkan, serangan itu menewaskan Komandan Garda Revolusi Iran Hossein Salami dan anak-anak beserta ilmuwan Iran. Adapun, tercatat sejumlah fasilitas yang terdampak penyerangan besar itu adalah fasilitas militer di sekitar Teheran.

Fasilitas pengayaan uranium utama di Natanz; penelitian nuklir dan dua pangkalan militer di Tabriz; serta kota Ishafan, Arak hingga Kermanshah juga ikut terdampak serangan.

Tak lama setelahnya, Iran melakukan pembalasan dengan mengirim ratusan rudal ke Israel setelah ratusan titik di negara itu. Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan pihaknya akan membalas tindakan serangan Israel dengan kekuatan penuh.

Ratusan rudal balistik telah meluncur sebagai balasan atas serangan terhadap Iran. Disebutkan, sirene keamanan berbunyi di seluruh Tel Aviv dan Yerusalem.

Surat kabar Israel Haaretz, mengutip layanan darurat, mengatakan 15 orang terluka di Israel tengah. Pemerintah Israel sendiri meminta masyarakatnya berlindung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper