Bisnis.com, JAKARTA — Hubungan keterkaitan Harvard University dengan China, yang telah menjadi aset lama, kini berubah menjadi ‘beban’ karena pemerintahan Donald Trump menuduh kampus Ivy League itu diganggu oleh operasi pengaruh yang didukung China.
Mengutip Reuters, pekan lalu pemerintah AS berupaya mencabut izin Harvard untuk menerima mahasiswa asing dengan alasan Harvard telah mendorong antisemitisme dan berkoordinasi dengan Partai Komunis China.
Menurut Harvard, sebanyak seperlima dari jumlah mahasiswa asing yang diterima di kampusnya pada 2025 berwarga negara China.
Kekhawatiran terhadap pengaruh China di Harvard bukan hal baru. Sejumlah anggota parlemen AS, khususnya dari Partai Republik, menilai China memanfaatkan Harvard untuk mengakses teknologi canggih, untuk menghindari undang-undang keamanan AS, dan untuk membungkam kritik terhadap China di Negeri Paman Sam tersebut.
"Sudah terlalu lama Harvard membiarkan Partai Komunis China mengeksploitasinya," jelas seorang pejabat Gedung Putih kepada Reuters, dikutip Minggu (25/5/2025).
Harvard sendiri belum memberikan pernyataan resmi sejauh ini.
Sebagai informasi, hubungan Harvard dan China sudah terjalin sejak lama, a.l. melalui kerjasama penelitian dan pusat-pusat akademis yang berfokus pada China. Hubungan ini menghasilkan sumbangan finansial yang besar, pengaruh dalam urusan internasional dan prestise global bagi universitas.
Mantan Presiden Harvard Larry Summers, yang terkadang kritis terhadap universitas tersebut, menyebut tindakan pemerintahan Trump untuk memblokir mahasiswa asing sebagai serangan paling serius terhadap universitas hingga saat ini.
Diberitakan sebelumnya, Ribuan mahasiswa asing Harvard University menghadapi ketidakpastian setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mencabut kemampuan Harvard menerima mahasiswa dari Luar Negeri.
Mengutip Reuters, Harvard kini memiliki hampir 7.000 mahasiswa internasional, mewakili sebanyak 27% dari total pendaftarannya. Keputusan Trump pun kemudian diblokir sementara oleh seorang hakim di AS, hanya beberapa jam setelah Harvard mengajukan gugatan di peradilan Federal Boston.