Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Puncak Musim Haji, PPIH Arab Saudi Fokus Layanan Lansia dan Disabilitas

Menyambut fase puncak ibadah haji, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M terus mematangkan kesiapan operasional.
Jemaah calon haji risiko tinggi (risti) di atas kursi roda mengantre untuk naik ke dalam bus di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (19/5/2025).
Jemaah calon haji risiko tinggi (risti) di atas kursi roda mengantre untuk naik ke dalam bus di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (19/5/2025).

Bisnis.com, MADINAH — Menyambut fase puncak ibadah haji, yaitu Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M terus mematangkan kesiapan operasional. 

Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Kabid Linjam) Harun Ar-Rasyid menjelaskan pihaknya akan membentuk 8 sektor ad-hoc di Mina dan 10 pos pantau yang tersebar di sepanjang rute Jamarat. 

Tak hanya itu, untuk menjawab kebutuhan penanganan cepat dalam situasi darurat, dibentuk pula 5 titik Mobile Crisis Rescue (MCR) di lantai tiga. MCR akan menjadi pos taktis dengan mobilisasi tinggi untuk membantu jemaah dalam kondisi krisis.

"Kami sosialisasikan agar para petugas tidak hanya tahu secara teori, tapi juga praktik di lapangan. Menjelang Armuzna akan diadakan geladi operasional," kata Harun dalam pengarahan di Madinah, akhir pekan lalu. 

Salah satu terobosan yang tengah berupaya dilakukan adalah penempatan petugas PPIH berbasis syarikah alias yang berasal dari perusahaan pelayanan haji Arab Saudi. Tahun ini, adaa 8 syarikah yang ditunjuk untuk penyelenggaraan layanan haji bagi jemaah Indonesia. 

Harun menegaskan pentingnya pemetaan markas syarikah dan jumlah petugas di tiap lokasi.

"Teman-teman harus hafal delapan syarikah itu, tahu markasnya di mana, dan siapa yang ditugaskan. Ini bagian dari mitigasi operasional di lapangan," jelasnya.

Dengan pendekatan ini, orientasi medan akan lebih terstruktur. Nantinya saat petugas tiba di Makkah, selain teori, juga akan ada geladi lapangan secara langsung untuk memperkuat pemahaman.

Harun juga menekankan pentingnya perhatian khusus terhadap jemaah lanjut usia dan disabilitas. Salah satu program andalannya adalah safari wukuf lansia, yang memungkinkan jemaah dengan keterbatasan fisik tetap bisa menjalankan ibadah wukuf secara aman dan nyaman.

Setiap syarikah juga telah mulai mempersiapkan tenda dan infrastruktur khusus, bahkan membuat gapura penanda.

Di luar fase Armuzna, Harun juga mengungkapkan peningkatan jumlah pos pemantauan di area Masjidil Haram. Dari semula 7, kini menjadi 9 pos. Penambahan dilakukan untuk menjangkau jemaah yang tersebar di hotel-hotel sekitar Masjidil Haram.

Pos-pos ini mencakup area strategis seperti Terminal Syib Amir, Bukit Marwa, WC 3, Mathaf, depan Zamzam Tower, kawasan perluasan Abdullah, hingga Jabal Ka’bah.

"Teman-teman dari Daker Madinah juga akan diperbantukan di sana saat menjelang puncak haji," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper