Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasan Nasbi: Pembuat Meme Jokowi-Prabowo Sebaiknya Dibina, Bukan Dipidana

Hasan Nasbi menanggapi polemik penangkapan mahasiswi pembuat meme yang memuat Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi. Dok Istimewa
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi. Dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi polemik penangkapan mahasiswi pembuat meme yang memuat Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, pemerintah tidak ingin ekspresi dari kalangan muda yang masih bisa dibina justru harus dibalas dengan hukuman pidana.

“Kalau ada pasal-pasalnya kita serahkan ke polisi, tapi kalau dari pemerintah, itu kalau anak muda ya mungkin ada semangat-semangat yang terlanjur ya mungkin lebih baik dibina ya, karena masih sangat muda, bisa dibina bukan dihukum gitu,” ujarnya kepada wartawan di Agreya Coffe Menteng, Sabtu (10/5/2025).

Lebih lanjut, dia mengatakan, kritik dari kalangan mahasiswa tetap harus dilihat dalam konteks demokrasi dan semangat membangun.

Menurutnya, setiap harapan dari masyarakat hingga memberikan kritikan agar bisa diberi pemahaman dan pembinaan sehingga jadi lebih baik lagi ke depannya dan bukan memilih untuk dihukum.

Meski begitu, Hasan menegaskan bahwa jika memang ada aspek hukum yang dilanggar, proses tetap diserahkan kepada aparat penegak hukum.

“Ya, kecuali ada soal hukumnya, kalau soal hukumnya kita serahkan saja itu kepada penegak hukum, tapi kalau karena pendapat, karena ekspresi itu sebaiknya diberi pemahaman dan pembinaan saja bukan dihukum gitu,” katanya.

Menanggapi apakah konten meme tersebut bisa dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap kepala negara, Hasan mengatakan bahwa baik Presiden Jokowi maupun Prabowo Subianto tidak pernah mengadukan atau melaporkan tindakan semacam itu.

“Kita nggak tahu kan Pak Prabowo tidak mengadukan apa-apa, Presiden tidak mengadukan apa-apa, walaupun kita menyayangkan. Kalau menyayangkan tentu, karena ruang ekspresi itu kan harus diisi dengan hal-hal yang bertanggung jawab, bukan dengan hal-hal yang menjurus kepada mungkin penghinaan atau kebencian,” tegasnya.

Hasan menambahkan bahwa Jokowi selama ini dikenal tidak pernah melaporkan ekspresi yang menyudutkan dirinya secara hukum, dan justru terus mengampanyekan pentingnya persatuan.

“Bapak Presiden sampai hari ini kan tidak pernah melaporkan pemberitaan, tidak pernah melaporkan ekspresi-ekspresi yang menyudutkan beliau. Dan beliau justru terus-menerus menyuarakan persatuan, menyuarakan saling merangkul supaya bangsa kita bisa bergerak maju ke depan,” pungkas Hasan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper