Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi sinyal untuk menurunkan tensi perang dagang dengan membuka negosiasi penurunan tarif kepada sejumlah negara minggu depan.
Melansir Bloomberg pada Sabtu (29/3/2025), Trump memperkirakan kesepakatan penurunan tarif itu kemungkinan baru akan terjadi setelah pemberlakuan kebijakannya pada 2 April 2025 mendatang.
"Saya tentu terbuka untuk itu, jika kita dapat melakukan sesuatu, kita bisa mendapatkan sesuatu untuk itu," kata Trump kepada wartawan di Air Force One.
Trump juga mengatakan bahwa meskipun AS menerima negosiasi penurunan tarif, dia tetap berkeyakinan bahwa AS telah dimanfaatkan oleh sejumlah negara selama 40 tahun lebih.
Presiden diperkirakan akan mengungkap program tarif timbal balik (reciprocal tariffs) pada Rabu pekan depan. Kebijakan itu disebut akan mencakup pungutan agresif yang dimaksudkan untuk menyamakan hambatan perdagangan dan mendorong manufaktur kembali ke AS.
Namun, misteri yang signifikan menyelimuti bagaimana pemerintah akan menentukan tarif, dengan presiden menawarkan panduan yang berubah-ubah tentang seberapa berat pungutan tersebut.
Baca Juga
Para pejabat juga telah memberikan informasi yang saling bertentangan tentang apakah mereka akan memasukkan atau menjadi tambahan pajak pada prioritas tertentu, meskipun Trump minggu ini mengumumkan tarif 25% hanya untuk mobil yang katanya akan ditambahkan di atas pungutan khusus negara.
Trump mengatakan bahwa dia akan mengumumkan tarif farmasi "segera" tetapi mengabaikan pertanyaan tentang apakah obat-obatan yang menyelamatkan jiwa akan dikecualikan dan berapa tarif pajak tersebut.
"Itu akan menjadi jumlah tertentu yang akan cukup untuk mendapatkan obat-obatan dan perusahaan farmasi untuk membawa produk mereka ke negara kita. Kami tidak ingin harus bergantung pada negara lain untuk itu, seperti yang kami lakukan di Covid," kata Trump.