Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke Istana Merdeka, pada Selasa (4/2/2025) siang ini.
Pemanggilan Bahlil ke Istana diduga buntut aturan larangan bagi pengecer berjualan gas elpiji (LPG) 3 kilogram (Kg) yang membuat gaduh di masyarakat.
Menurut pantauan Bisnis, mengenakan kemeja putih Bahlil tiba pada pukul 12.58 WIB dengan menumpangi mobil dinas dengan plat nomor RI 28. Saat ditanyakan maksud kehadirannya ke Istana.
Bahlil yang melangkah cepat mengamini bahwa dirinya dipanggil oleh Kepala Negara.
“Saya baru mau rapat sama bapak Presiden. [Terkait] pekerjaan lah,” tuturnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (4/2/2025).
Di sisi lain, Bahlil pun menegaskan bahwa saat ini kegaduhan akibat larangan pendistribusian gas elpiji 3 kg oleh pengecer sudah mulai mereda setelah dirinya melakukan sidak ke lapangan.
Baca Juga
“Saya tadi sidak kan ya turun ke lapangan untuk mengecek tentang kondisi terakhir. Alhamdulillah semua sudah mulai melakukan perbaikan yang cukup bagus dan kondisinya tidak seperti kemarin,” pungkas Bahlil.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad memastikan bahwa larangan pengecer untuk menjual dan mendistribusikan gas elpiji (LPG) 3 kg bukan inisiatif Presiden Prabowo Subianto.
Dasco mengaskan bahwa kebijakan tersebut bukan dari presiden. Bahkan, Presiden Ke-8 RI itu, kata Dasco menginstruksikan agar penjualan gas kembali berjalan seperti semula di agen atau pengecer.
"Sebenarnya ini bukan kebijakan dari Presiden untuk kemudian melarang kemarin itu, tapi melihat situasi dan kondisi, tadi Presiden turun tangan untuk menginstruksikan agar para pengecer bisa berjalan kembali," ujarnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Dasco menyebut bahwa Kepala Negara telah menginstruksikan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk mengaktifkan kembali pengecer berjualan Gas LPG 3 kilogram (Kg) per hari ini.
Hal itu disampaikan olehnya setelah berkomunikasi dengan presiden pada Senin malam terkait dengan perubahan pola distribusi gas subisidi atau gas melon.
"Setelah komunikasi dengan Presiden, Presiden kemudian menginstruksikan kepada ESDM untuk per hari ini, mengaktifkan kembali pengecer-pengecer yang ada untuk berjualan seperti biasa," kata Dasco
Setelah itu, Kementerian ESDM diminta untuk memproses administrasi agar pengecer nantinya dijadikan sebagai sub-pangkalan supaya harga LPG yang akan dijual ke masyarakat tidak terlalu mahal.
"Jadi pengecer yang akan menjadi sub-pangkalan ini akan ditentukan juga harganya sehingga harga di masyarakat itu tidak mahal," pungkas Dasco.