Bisnis.com, JAKARTA - X, media sosial milik Elon Musk, kini menggugat lebih banyak pengiklan dalam gugatan antimonopoli yang berfokus pada boikot ilegal sistematis.
Melansir dari Techcrunch, Minggu (2/2/2025) dalam gugatan yang diajukan, X menuduh bahwa kelompok pengiklan yang dipimpin oleh Federasi Pengiklan Dunia (WFA) melalui Aliansi Global Media yang Bertanggung Jawab (GARM), memaksa X untuk mematuhi standar mereka dengan cara merugikan bisnis platform.
Adapun, gugatan ini pertama kali diluncurkan pada Agustus 2024 terhadap WFA dan GARM setelah tuduhan bahwa organisasi tersebut mengarahkan pengiklan untuk berhenti beriklan di Twitter.
Dalam tanggapan terhadap gugatan tersebut, WFA membantah tuduhan tersebut dan mengeklaim bahwa tujuan dan aktivitas mereka sering disalahpahami, yang menyebabkan gangguan besar pada organisasi mereka.
Namun, X kemudian memperluas gugatan tersebut, menambahkan sejumlah pengiklan besar termasuk Lego, Nestlé, Abbott Laboratories, Colgate, Pinterest, Tyson Foods, dan Shell.
Menurut pengaduan yang diperbarui, X menuduh bahwa WFA telah mengorganisir boikot pengiklan terhadap Twitter melalui GARM yang menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi platform tersebut.
Baca Juga
Pengaduan ini juga mencatat setidaknya 18 pengiklan yang terafiliasi dengan GARM menghentikan pembelian iklan di Twitter antara November dan Desember 2022, sementara pengiklan lain mengurangi pengeluaran mereka secara substansial.
“Mayoritas pendapatan iklan X saat ini berasal dari usaha kecil dan menengah yang bukan anggota GARM atau klien dari agensi periklanan anggota GARM," bunyi pengaduan tersebut.
Gugatan ini mencatat bahwa harga iklan di X tetap jauh lebih rendah dibandingkan dengan pesaing terdekatnya di pasar periklanan media sosial, yang mengakibatkan hilangnya peluang iklan yang berharga bagi pengiklan yang terlibat dalam boikot.
X mengklaim bahwa pengiklan yang menghindari platform ini juga kehilangan kesempatan untuk membeli inventaris iklan dengan harga yang jauh lebih rendah.
Gugatan ini muncul di tengah laporan yang lebih luas tentang kondisi keuangan X. Elon Musk, pemilik X, dilaporkan memberi tahu karyawan pada Januari 2025 bahwa pertumbuhan pengguna platform stagnan, pendapatan tidak memuaskan, dan perusahaan hampir tidak mencapai titik impas.