Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Korsel Geledah Kantor Jeju Air dan Operator Bandara Muan Imbas Kecelakaan Pesawat

Penggerebekan tersebut bagian dari penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan 179 orang.
Suasana evakuasi Jeju Air yang menewaskan 179 penumpang dan awak pesawat pada Minggu (29/12/2024)/Bloomberg - SeongJoon Cho
Suasana evakuasi Jeju Air yang menewaskan 179 penumpang dan awak pesawat pada Minggu (29/12/2024)/Bloomberg - SeongJoon Cho

Perekam data penerbangan pesawat atau flight data recorder (FDR) yang mengalami beberapa kerusakan, sedang dibawa ke Amerika Serikat untuk dianalisis bekerja sama dengan NTSB.

Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok mengatakan, konversi data dari perekam suara kokpit ke berkas audio harus selesai pada Jumat mendatang 

Hal ini dapat memberikan informasi penting tentang menit-menit terakhir penerbangan yang ditakdirkan itu.

Seorang pejabat kementerian transportasi mengatakan pada hari Rabu bahwa mungkin sulit untuk merilis berkas audio ke publik karena itu akan sangat penting bagi penyelidikan yang sedang berlangsung.

Choi mengatakan dalam rapat manajemen bencana, tindakan segera harus diambil jika pemeriksaan khusus terhadap semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan di negara itu menemukan masalah apa pun.

"Karena ada kekhawatiran publik yang besar tentang model pesawat yang sama yang terlibat dalam kecelakaan itu, kementerian transportasi dan organisasi terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan," kata Choi.

Penyelidik dari NTSB, FAA, dan Boeing berada di Korea Selatan untuk membantu penyelidikan. Choi meminta agar tidak ada upaya yang diabaikan dalam membantu keluarga korban saat jenazah mereka yang tewas diserahkan kepada mereka. 

Selain itu, dia juga meminta polisi untuk mengambil tindakan terhadap siapa pun yang mengunggah pesan jahat dan berita palsu di media sosial terkait bencana tersebut.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper