Bisnis.com, JAKARTA - Presiden China Xi Jinping menegaskan tidak ada pihak manapun yang dapat menghentikan penyatuan kembali atau reunifikasi China dengan Taiwan.
Hal tersebut diungkapkan Xi dalam pidato tahun barunya pada Rabu (1/1/2025) waktu setempat. Pernyataan ini sekaligus memberikan peringatan yang jelas kepada apa yang dianggap Beijing sebagai kekuatan pro-kemerdekaan di dalam dan luar pulau berpenduduk 23 juta orang itu.
Pada tahun lalu, Beijing telah meningkatkan tekanan militer di dekat Taiwan, mengirim kapal perang dan pesawat hampir setiap hari ke perairan dan wilayah udara di sekitar pulau itu dalam apa yang dipandang pejabat Taiwan sebagai upaya merayap untuk "menormalkan" kehadiran militer China.
China menganggap Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri. Namun, pemerintah Taiwan menolak klaim Beijing dan mengatakan hanya rakyatnya yang dapat memutuskan masa depan mereka dan Beijing harus menghormati pilihan rakyat Taiwan.
"Rakyat di kedua sisi Selat Taiwan adalah satu keluarga. Tidak seorang pun dapat memutuskan ikatan keluarga kita, dan tidak seorang pun dapat menghentikan tren historis penyatuan kembali nasional," kata Xi dalam pidato yang disiarkan di stasiun televisi pemerintah CCTV dikutip dari Reuters.
Dalam pidato tahun baru 2024 lalu, Xi mengatakan penyatuan kembali China dengan Taiwan tidak dapat dihindari, dan bahwa orang-orang di kedua belah pihak harus terikat oleh tujuan yang sama dan berbagi dalam kejayaan peremajaan bangsa China.
Baca Juga
Ketegangan tetap tinggi sepanjang tahun di Selat Taiwan yang sensitif, terutama setelah Lai Ching-te, yang dianggap sebagai "separatis" oleh Beijing, menjadi presiden terakhir pulau itu pada bulan Mei.
Awal bulan Desember lalu, China menggelar pengerahan besar-besaran pasukan angkatan laut di sekitar Taiwan dan di Laut Cina Timur dan Selatan setelah Lai singgah di Hawaii dan wilayah AS di Guam dalam perjalanan ke Pasifik yang dikritik oleh Beijing.
China, yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, menggelar dua putaran latihan perang di sekitar pulau itu tahun ini. China mengatakan bahwa latihan itu merupakan peringatan terhadap tindakan separatis dan berjanji akan mengambil tindakan lebih lanjut jika diperlukan.
Penjualan senjata AS ke Taiwan, yang diizinkan oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan, juga terus membebani hubungan Beijing dengan Washington. China secara teratur memperingatkan AS agar tidak menjalin hubungan militer dengan Taiwan, dan menjatuhkan sanksi kepada pemasok militer dan para eksekutifnya.