Bisnis.com, JAKARTA - Dunia tengah berduka akibat insiden kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 pada Minggu pagi (29/12/2024) yang menewaskan 179 penumpang. Namun siapa sangka, pada waktu yang berdekatan kecelakaan pesawat juga terjadi di belahan dunia lainnya.
Sama seperti Jeju Air, sebuah pesawat PAL Airlines (PB) yang mengoperasikan penerbangan Air Canada (AC) AC2259 melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield setelah terjadi kegagalan roda pendaratan pada Sabtu (28/12/2024) waktu setempat.
Pesawat yang terbang dari St. John’s menuju Halifax meluncur di landasan dengan percikan api terlihat dari sayapnya yang bergesekan dengan landasan pacu, memicu kebakaran selama pendaratan. Laporan awal menunjukkan tidak ada korban jiwa, baik itu penumpang maupun awak pesawat.
Juru bicara bandara Tiffany Chase mengatakan sekitar pukul 09.30 malam penerbangan Air Canada Express yang dioperasikan oleh Pal Airlines yang tiba dari St. John's, NL, mengalami insiden saat mendarat.
Juru bicara Air Canada Peter Fitzpatrick menduga, pesawat mengalami masalah roda pendaratan setelah tiba Sabtu malam dan pesawat tidak dapat mencapai terminal dan awak serta 73 penumpang diturunkan dengan bus. Demikian The Canadian Press melaporkan.
Fitzpatrick mengatakan, tidak ada seorang pun di dalam pesawat yang terluka, tetapi juru bicara dari Nova Scotia RCMP, yang menanggapi insiden tersebut bersama paramedis, mengatakan ada laporan cedera ringan.
Baca Juga
Imbas adanya insiden tersebut, operasi penerbangan dihentikan sambil menunggu izin bahwa operasi lapangan terbang dapat dilanjutkan. Salah satu landasan pacu bandara telah kembali beroperasi secara normal.
Kendati begitu, hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai penyebab peristiwa naas tersebut dan masih dalam penyelidikan pejabat terkait.
Sementara itu, pada hari yang sama, pesawat KLM dalam perjalanan dari Oslo ke Amsterdam melakukan pendaratan darurat di Bandara Torp, Norwegia, menyusul laporan kerusakan hidrolik.
Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (28/12/2024) pukul 19.14 waktu setempat itu mengangkut 182 orang. Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
Pesawat tergelincir dari landasan saat mendarat dan berada di rumput di sebelahnya. Berdasarkan rekaman radio pesawat yang diperoleh dari situs LiveATC.net, pilot kehilangan kendali.
“Setelah mendarat, kami tidak dapat mengendalikan pesawat, pesawat berbelok ke kanan dan kami tidak dapat menghentikannya, kata salah satu pilot di radio pesawat,” demikian bunyi rekaman tersebut, mengutip VG, Minggu (29/12/2024).
Menara kendali lebih lanjut melaporkan bahwa asap terlihat dari mesin kiri, dan pilot meminta agar pemadam kebakaran bersiap saat mendarat.
Menyusul adanya insiden tersebut, KLM melalui siaran persnya menyampaikan bahwa pesawat dialihkan ke Bandara Sandefjord setelah terdengar suara keras.
Juru bicara KLM Gerri Brand mengatakan kepada VG bahwa perusahaannya bekerja sama dengan pihak berwenang. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apapun tentang penyebab suara tersebut.
“Sulit untuk berspekulasi sekarang. Kami harus menyelidiki insiden ini, dan kami sekarang memulai prosedur resmi,” kata Brand.