Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah polemik Pilkada DKI Jakarta, Rano Karno mengunggah fotonya dan Pramono Anung berpelukan dengan Ridwan Kamil.
Dalam unggahan tersebut, Pramono dan Rano memperlihatkan kedekatannya dengan lawan politiknya, Ridwan Kamil. Ketiganya tampak gembira dan memerlihatkan kekompakan.
Dalam katerangannya, Rano menyebut jika politik hanya sekadarnya sementara persehabatan adalah segalanya.
"Politik sekadarnya. Persahabatan selamanya," tulis Rano Karno.
Sebagaimana diketahui, Pilkada DKI Jakarta diwarnai dengan drama menarik. Sempat ada dugaan kecurangan hingga rencana pihak RIDO mengugat kemenangan Pramono-Rano.
Akan tetapi, pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) tidak menggugat hasil Pilkada DKI ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena murni hasil musyawarah.
Baca Juga
"Dengan musyawarah bersama, dengan masukan-masukan dari para tokoh, para ahli dan ketua pimpinan-pimpinan kami. Akhirnya pasangan RIDO, memutuskan untuk menerima hasil Pilkada Jakarta yang telah ditetapkan oleh KPU DKI, " kata Ridwan Kamil saat ditemui di Kantor DPD Partai Golkar Jakarta Pusat, Jumat.
Menurut Kang Emil, materi gugatan ke MK sudah siap, namun setelah pihaknya menemukan banyak sekali fakta, substansi dan temuan-temuan yang perlu diklarifikasi dan konfirmasi, namun akhirnya mengikuti hasil musyawarah.
Kang Emil juga menyebutkan hal tersebut merupakan pembelajaran demokrasi yang damai dan juga simpati kepada warga Jakarta yang mungkin sudah lelah dengan rentetan pemilu-pemilu yang panjang.
Ridwan Kamil sendiri mengakui akan tetap sibuk setelah Pilkada Jakarta sehingga tak harus selalu berkegiatan pada politik praktis karena aktivitas di luar itu masih banyak.
"Saya orang yang sangat sibuk, saya adalah dosen, saya adalah arsitek, saya juga masih kurator IKN. Ya, jadi mencintai bangsa ini bentuknya banyak, tidak harus seolah-olah harus terjun langsung politik praktis, " katanya saat di temui di kantor DPD Partai Golkar, Jakarta Pusat, Jumat.
Kang Emil juga menjelaskan awal dirinya masuk ke dunia politik karena merasa kecewa dengan apa yang dia rasakan saat menjadi masyarakat biasa.