Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Lapor Ribuan Tentara Korut Mulai Ikut Perang Rusia vs Ukraina

Amerika Serikat (AS) melaporkan tentara Korea Utara (Korut) mulai ikut dalam perang Rusia vs Ukraina.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri upacara peluncuran kapal selam serang nuklir taktis baru di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 8 September 2023. KCNA via REUTERS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menghadiri upacara peluncuran kapal selam serang nuklir taktis baru di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 8 September 2023. KCNA via REUTERS

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) melaporkan tentara Korea Utara (Korut) mulai ikut serta dalam perang Rusia vs Ukraina setelah Pyongyang mengirim ribuan tentara ke wilayah Kursk, Rusia untuk membantu Kremlin.

“Hari ini saya dapat memastikan bahwa lebih dari 10.000 tentara DPRK telah dikirim ke Rusia timur, dan sebagian besar dari mereka telah pindah ke Oblast Kursk di bagian barat, tempat mereka mulai terlibat dalam operasi tempur dengan pasukan Rusia,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel dalam sebuah pernyataan dikutip dari Bloomberg pada Rabu (13/11/2024).

Laporan ini merupakan pertama kalinya AS mengonfirmasi pasukan Korea Utara terlibat langsung dalam konflik tersebut setelah para pejabat Ukraina sebelumnya mengatakan pasukan mereka menghadapi pasukan Korea Utara dalam pertempuran. Namun, Kementerian Pertahanan Korea Selatan tidak segera mengkonfirmasi keterlibatan tersebut. 

Patel mengatakan Rusia telah melatih tentara Korea Utara dalam hal artileri, drone, dan keterampilan lain yang diperlukan untuk operasi garis depan, namun masih harus dilihat seberapa baik kedua kekuatan tersebut akan terintegrasi saat mereka bertarung bersama. 

“Beberapa tantangan yang perlu mereka atasi adalah interoperabilitas, kendala bahasa, komando dan kontrol, dan komunikasi,” katanya.

Rusia telah berusaha lebih keras untuk mengusir pasukan Ukraina di Kursk, wilayah yang direbut pasukan Kyiv dalam serangan mendadak pada bulan Agustus, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran di Kyiv mengenai masa depan dukungan AS setelah kemenangan pemilu Donald Trump. 

Adapun, Trump telah mengatakan selama masa kampanye bahwa jika terpilih, dia akan menjadi perantara untuk segera mengakhiri perang. Hal itu meningkatkan kekhawatiran di Kyiv bahwa Ukraina mungkin akan terdorong ke dalam penyelesaian untuk membekukan konflik seperti saat ini sehingga memberikan waktu bagi Kremlin untuk mempersenjatai kembali.

Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan perencanaan awal sedang dilakukan untuk mengatur pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan presiden terpilih Donald Trump. Belum jelas apakah pertemuan tersebut direncanakan sebelum atau setelah pelantikan Trump pada bulan Januari 2025. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper