Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Capres Ketiga Jill Stein Beberkan Alasan Kamala Harris Kalah

Capres ketiga dari Partai Hijau Jill Stein beberkan alasan besar di balik kekalahan Kamala Harris.
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam sebuah acara di Upper Marlboro, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Aaron Schwartz
Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dalam sebuah acara di Upper Marlboro, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Aaron Schwartz

Bisnis.com, JAKARTA - Capres ketiga dari Partai Hijau Jill Stein buka suara mengenai kekalahan Kamala Harris dari Donald Trump.

Jill yang mendapat 18% suara mengatakan bahwa sebelumnya Partai Demokrat sempat meminta dirinya untuk mundur dari Pilpres.

Hal itu dikarenakan Jill diduga akan mendapat suara-suara "penting" yang bisa melemahkan Harris dan Trump.

Melansir Newsweek, Jill kemudian mengatakan pada Rabu (6/11) bahwa Harris sendirilah yang harus disalahkan atas hilangnya suara Muslim di Michigan—dan bahwa Partai Demokrat telah kehilangan kredibilitasnya.

Sejalan dengan itu, ia membantah anggapan bahwa dia membantu Presiden terpilih Donald Trump menang di Michigan dan di tempat lain.

“Harris kehilangan suara pada awalnya. Dalam banyak hal, kami adalah pesaing Trump,” katanya.

Kandidat Partai Hijau mengatakan dia bangga dengan kinerja partainya di Dearborn—dan sebagian besar Michigan.

Biden menang di Dearborn dengan selisih 3 banding 1 pada tahun 2020, namun kali ini Trump meraih 47%, dengan Harris sebesar 28% dan Stein sebesar 22%.

Dia memuji hasil pemilu tersebut sebagai sesuatu yang “meneguhkan dan membangkitkan semangat,” dan menyatakan bahwa “penindasan pemilih dari ruang perang Partai Demokrat” berarti perolehan suara partainya di seluruh negeri tidak akan lebih besar.

“Kami meraih 22% suara di Dearborn, dan itu terasa luar biasa. Ada gerakan nyata di Dearborn. Rasanya seperti aliansi nyata dengan komunitas Muslim Amerika—dan kami akan terus mengembangkannya,” katanya.

Kemudian ditanya apakah dia akan mencalonkan diri lagi pada tahun 2028, Stein mengatakan kemungkinan besar adalah tidak.

"Tidak, kalau aku bisa," ucapnya singkat.

Namun Stein yang kritis dalam isu Israel dengan Hamas dan Hizbullah selama kampanyenya, mengatakan dia akan terus memperjuangkan perdamaian di Timur Tengah.

“Genosida tidak akan hilang. Dibutuhkan partai oposisi,” katanya.

Dirinya kemudian menyinggung mengenai tindakan Donald Trump terhadap isu tersebut, yang diprediksi akan menyebabkan sebagian besar pendukungnya kecewa.

“Jika tujuannya adalah menghentikan genosida, Anda harus terus melakukannya. Donald Trump kemungkinan besar akan mengecewakan para pendukungnya. Bibi Netanyahu tidak berniat meletakkan senjata. Tidak ada perdamaian yang ada. Donald Trump tidak tahu apa penyebab konflik di sini. Konflik ini belum selesai. Trump tidak menunjukkan pemahaman untuk terlibat dalam diplomasi. Ini menakutkan," katanya.

Dirinya juga mengatakan bahwa kekalahan Harris disebabkan juga karena saat ini Demokrat benar-benar kehilangan kredibilitas.

"Demokrat mengkhianati basis mereka—saya tidak melihat mereka akan kembali lagi. Kesenjangan ekonomi memang nyata. Masyarakat sudah bosan dengan Demokrat. Mereka perlu mengambil tindakan dan memberikan ruang bagi oposisi yang tepat,"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper