Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Sebut Kamala Harris Kalah dari Donald Trump Gegara Joe Biden

Kamala Harris kalah dari Donald Trump yang resmi dinobatkan sebagai Presiden ke-47 AS, pada Rabu 6 November 2024 kemarin.
Presiden Amerika Serikan Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dalam sebuah acara di Upper Marlboro, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Aaron Schwartz
Presiden Amerika Serikan Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dalam sebuah acara di Upper Marlboro, Maryland, Amerika Serikat, Kamis (15/8/2024). Bloomberg/Aaron Schwartz

Bisnis.com, JAKARTA - Kamala Harris kalah dari Donald Trump yang resmi dinobatkan sebagai Presiden ke-47 AS, pada Rabu 6 November 2024 kemarin.

Menurut Profesor Madya David Smith dari Pusat Studi Amerika Serikat, salah satu yang membuat Trump bisa kembali memenangkan Pemilu AS adalah ketidakpuasan terhadap pemerintahan Joe Biden.

Kamala Harris tidak dapat melepaskan diri dari hal itu, mengingat dia adalah wakil presiden, dan banyak warga Amerika merasa empat tahun terakhir tidak memberikan manfaat bagi mereka.

Profesor Madya menyampaikan jika selama kampanye, Harris memang tampil jauh lebih baik daripada yang dilakukan Joe Biden sebelumnya.

Namun tetap saja, masyarakat AS mengatakan mereka tidak puas dengan kinerja keduanya secara garis besar, terutama soal perkembangan ekonomi negara mereka.

Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga Amerika merasa keadaan mereka lebih buruk daripada empat tahun lalu. Hanya sebagian kecil yang menganggap negara ini berada di jalur yang benar secara ekonomi.

Kebencian terhadap perempuan masih ada

Menjadi seorang wanita mungkin juga merupakan kerugian bagi Harris. Sejak ia menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, Profesor Madya melihat jika ia berjuang melawan budaya misoginis.

Tingkat penghinaan dari kampanye Trump semakin parah, dan yang lebih mengganggu, mereka tidak membayar denda untuk itu.

Hal itu sendiri menunjukkan banyak hal tentang apa yang sedang dihadapi Harris.

Meskipun banyak pembicaraan di awal kampanye tentang aborsi yang memainkan peran utama dalam pemungutan suara, pada akhirnya hal itu dibayangi oleh isu-isu lain.

Aborsi akan selalu dibayangi oleh ekonomi, karena ekonomi adalah apa yang dihadapi orang setiap hari.

Hal yang sama berlaku untuk imigrasi. Imigrasi tidak memainkan peran sebesar yang diharapkan beberapa pihak dalam pemungutan suara. J

adi dua isu besar yang diperjuangkan oleh masing-masing pihak pada akhirnya tidak sepenting ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper