Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump jadi Presiden, Siap-Siap Hubungan AS-China Kembali Memanas

Pemerintah China bersiap menghadapi persaingan sengit dengan AS dalam empat tahun ke depan seiring kemenangan Donald Trump dalam Pilpres 2024.
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin
Mantan Presiden AS Donald Trump saat acara kampanye di Van Andel Arena di Grand Rapids, Michigan, Amerika Serikat, Sabtu (20/7/2024). Bloomberg/Emily Elconin

Bisnis.com, JAKARTA - China bersiap menghadapi persaingan sengit antara negaranya dengan Amerika Serikat dalam empat tahun ke depan dalam masalah perdagangan, teknologi, dan keamanan seiring dengan semakin besarnya kemungkinan Donald Trump menjadi Presiden AS baru.

Dalam Pilpres 2024, Trump menunjukkan kemenangan di sebagian besar wilayah dengan perolehan suara yang lebih besar secara nasional dibandingkan dengan empat tahun lalu, berdasarkan hasil pemungutan suara.

Para ahli strategi China mengatakan bahwa meskipun mereka mengharapkan retorika yang lebih berapi-api dan berpotensi melumpuhkan tarif dari Trump, beberapa pihak mengatakan kebijakan luar negerinya yang isolasionis dapat memberikan ruang bagi Beijing untuk memperluas pengaruh globalnya.

"Beijing mengantisipasi persaingan yang ketat dalam pemilu AS. Meskipun kemenangan Trump bukanlah hasil yang diinginkan China dan menimbulkan kekhawatiran, hal ini bukan hal yang tidak terduga," kata Tong Zhao, Senior Fellow di Carnegie Endowment for International Peace dikutip dari Reuters pada Rabu (6/11/2024).

Dia melanjutkan, pemerintah China kemungkinan akan berusaha mempertahankan hubungan pribadi yang ramah dengan Trump, sambil mengintensifkan upaya untuk memproyeksikan kekuatan dan kekuatan China.

Ancaman Tarif Trump

Trump telah mengusulkan tarif terhadap impor China lebih dari 60% dan para analis mengatakan prospek perang dagang telah mengguncang kepemimpinan China.

China mengekspor barang senilai lebih dari US$400 miliar per tahun ke AS dan ratusan miliar lebih komponen untuk produk yang dibeli orang Amerika dari negara lain.

“Beijing sangat mewaspadai potensi kembalinya perang dagang di bawah Trump, terutama karena China saat ini menghadapi tantangan ekonomi internal yang signifikan,” kata Zhao.

Zhao melanjutkan, China juga memperkirakan Trump akan mempercepat pemisahan teknologi dan rantai pasokan, sebuah langkah yang dapat mengancam pertumbuhan ekonomi Negeri Panda dan secara tidak langsung berdampak pada stabilitas sosial dan politik China.

Sebagai tanggapannya, China kemungkinan akan mengintensifkan dorongannya untuk mencapai swasembada teknologi dan ekonomi yang lebih besar, sambil merasakan tekanan yang lebih besar untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan negara-negara seperti Rusia, tambahnya.

“Ke depan, Beijing kemungkinan akan menyusun daftar tawar-menawar dan trade-off kepentingan yang jelas yang dapat mereka ajukan dengan Washington, dengan harapan bahwa China dapat fokus pada permasalahan ekonomi dalam negeri yang sangat dibutuhkannya sementara perhatian Trump tertuju pada hal lain,” kata Brian Wong, asisten profesor di Universitas Hong Kong.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper