Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres AS 2024, Kans Kamala Menang Vs Trump Menipis?

Jajak pendapat putaran terakhir menunjukkan keunggulan Kamala Harris semakin tipis dengan hanya berbeda satu poin persentase atas Trump.
Aprianto Cahyo Nugroho,Lorenzo Anugrah Mahardhika
Jumat, 1 November 2024 | 09:00
Layar menampilkan Mantan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden AS Kamala Harris acara nonton bareng debat Pilpres AS di Cameo Art House Theatre di Fayetteville, North Carolina, AS, Selasa, 10 September 2024./Bloomberg-Allison Joyce
Layar menampilkan Mantan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden AS Kamala Harris acara nonton bareng debat Pilpres AS di Cameo Art House Theatre di Fayetteville, North Carolina, AS, Selasa, 10 September 2024./Bloomberg-Allison Joyce

Bisnis.com, JAKARTA — Pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat tinggal menghitung hari persaingan Kamala Harris dan Donald Trump pun semakin ketat.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos putaran terakhir menunjukkan keunggulan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris semakin tipis dengan hanya berbeda satu poin persentase atas Trump dari Partai Republik, yakni 44% berbanding 43%.

Mengutip Reuters pada Rabu (30/10/2024), jajak pendapat yang dilakukan selama tiga hari yang diselesaikan pada Minggu, menunjukkan hasil imbang menjelang pemilu 5 November 2024. Jajak pendapat tersebut memiliki margin kesalahan sekitar 3% di kedua arah.

Meskipun Harris telah mengungguli Trump dalam setiap jajak pendapat Reuters/Ipsos terhadap pemilih terdaftar sejak dia memasuki pemilu pada Juli 2024, keunggulannya terus menyusut sejak akhir September 2024. Jajak pendapat Reuters/Ipsos sebelumnya yang dilakukan pada 16—21 Oktober 2024 menunjukkan Harris, wakil presiden AS saat ini, unggul dua poin atas mantan Presiden Trump.

Jajak pendapat baru tersebut, yang menyurvei 1.150 orang dewasa AS secara nasional, termasuk 975 pemilih terdaftar, menunjukkan Trump memiliki keunggulan signifikan dibandingkan Harris dalam beberapa isu yang dianggap paling mendesak oleh para pemilih.

Ketika ditanya kandidat mana yang memiliki pendekatan lebih baik terhadap perekonomian, pengangguran, dan lapangan kerja, para pemilih dalam jajak pendapat tersebut memilih Trump dengan perolehan suara 47% berbanding 37%. 

Trump memiliki keunggulan dalam bidang perekonomian selama masa kampanyenya dan 26% pemilih dalam jajak pendapat terbaru menyebutkan lapangan pekerjaan dan perekonomian sebagai masalah yang paling mendesak di negaranya. Sementara itu, 24% pemilih menyebutkan ekstremisme politik dan 18% yang menyebutkan masalah imigrasi.

Trump Klaim Unggul

Sementara itu, Donald Trump mengatakan kepada para pendukungnya bahwa dirinya akan meraih kemenangan besar dalam Pilpres AS jika tidak ada kecurangan. Trump dan para pendukungnya juga menyiapkan gugatan hukum jika pemilu tidak berpihak pada Partai Republik.

Upaya calon dari Partai Republik ini telah meningkat dalam pidato-pidato rapat umum sejak pemungutan suara awal dimulai.

Melansir Bloomberg, Jumat (1/11/2024), dengan menggabungkan jajak pendapat dan data pemungutan suara awal, Trump meyakinkan para pendukungnya bahwa ia unggul dan berada di jalur untuk meraih kemenangan gemilang atas Kamala Harris. Dia juga menebarkan keraguan akan bersihnya proses Pilpres AS dari kecurangan.

“Kami memimpin besar dalam jajak pendapat, semua jajak pendapat,” kata Trump dalam rapat umum di New Mexico, seperti dilansir Bloomberg.

Pada awal pekan ini, Trump meminta kepada para pendukungnya agar hasil pemungutan suara terlalu besar untuk dicurangi. Pada hari Rabu di North Carolina, Trump mengatakan dalam rapat umum bahwa dia menikmati lebih banyak antusiasme pada siklus ini daripada saat mencalonkan diri pada tahun 2016 atau 2020.

Pada kenyataannya, sebagian besar jajak pendapat menunjukkan bahwa kedua kandidat pada dasarnya seri, dengan beberapa model menunjukkan sedikit keunggulan Trump.

Kasus-kasus kecurangan pemilu sangat jarang terjadi dan tidak mempengaruhi hasil akhir. Namun, Trump yang terlalu optimis dengan proyeksi dan peringatan mengenai sistem pemilihan umum telah menyiapkan panggung untuk perselisihan mengenai hasil pemilihan jika Harris menang.

Mekanisme Pilpres AS

Tak seperti pemilihan presiden di Indonesia dan banyak negara lainnya, penentuan pemenang Pilpres AS tidak semata-mata didasarkan pada suara terbanyak.

Sebaliknya, di bawah sistem yang dikenal sebagai Electoral College, kandidat yang menang di setiap negara bagian, serta Washington, D.C., menerima suara elektoral negara bagian tersebut, yang sebagian besar didasarkan pada jumlah penduduk. Electoral College tersebut yang nantinya akan memilih salah satu kandidat.

Untuk memenangkan Pilpres AS, salah satu kandidat harus memenangkan 270 dari 538 suara electoral college. Jika terjadi hasil imbang 269-269, Dewan Perwakilan Rakyat AS akan memilih pemenangnya, dengan masing-masing delegasi negara bagian mendapatkan satu suara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper