Bisnis.com, JAKARTA - Pentagon mengumumkan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia untuk berlatih dan berperang melawan Ukraina dalam beberapa minggu kedepan.
Mengutip Al Jazeera, Rabu (30/10/2024) juru bicara Pentagon Sabrina Singh mengatakan bahwa pada awalnya Negeri Paman Sam memperkiraan sebanyak 3.000 tentara Korea Utara dikerahkan ke Rusia Timur untuk pelatihan.
Namun, jumlah ini naik menjadi 10.000 tentara.
"Sebagian dari tentara tersebut telah bergerak mendekati Ukraina, dan kami semakin khawatir bahwa Rusia bermaksud menggunakan tentara tersebut dalam pertempuran atau untuk mendukung operasi tempur melawan pasukan Ukraina di Oblast Kursk Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina," tutur Singh kepada wartawan.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan pengerahan militer Korea Utara mengancam keamanan nasional negaranya dan masyarakat internasional.
Sebelumnya, Yoon menuturkan bahwa kerjasama militer antara Rusia dan Korea Utara ilegal.
Baca Juga
Meski awalnya Rusia menepis laporan soal keterlibatan Korea Utara dalam perangnya di Ukraina sebagai berita palsu, namun nyatanya Presiden Vladimir Putin tidak membantah bahwa pasukan Korea Utara berada di Rusia.
Putin mengatakan hal tersebut merupakan masalah internal mengenai bagaimana ia melaksanakan perjanjian kemitraan dengan Korea Utara.
Sejumlah Kecil Pasukan Korut Tiba di Wilayah Rusia.
Mengutip Fox News, Pentagon kemudian mengonfirmasi pada Selasa waktu setempat (29/10) bahwa sejumlah kecil tentara Korea Utara berada di wilayah Kursk Rusia, di dekat perbatasan Ukraina.
Pentagon menambahkan bahwa beberapa ribu tentara lagi diperkirakan akan tiba kapan saja.
"Indikasi bahwa sudah ada sejumlah kecil [pasukan Korea Utara] yang benar-benar berada di Oblast Kursk, dengan beberapa ribu pasukan lagi yang hampir tiba di sana, atau akan segera tiba," terang sekretaris pers Pentagon Mayjen Pat Ryder kepada wartawan dalam jumpa pers pada Selasa (29/10).
Pentagon belum dapat memastikan apakah tentara Korea Utara benar-benar berada di dalam Ukraina.
Menurut Ryder, indikasi awal menunjukkan bahwa pasukan ini akan dikerahkan dalam beberapa jenis peran infanteri.
"Namun, apa yang akan terjadi masih harus dilihat. Jadi, kami akan terus memantau dengan saksama," jelasnya.