Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hujan Kritik bagi KTT NATO: dari Turki, China hingga Korea Utara

Mulai dari Turki, China, hingga Korea Utara angkat bicara dan menyoroti deklarasi KTT NATO.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpose saat mereka menghadiri acara dengan para pemimpin G7 untuk mengumumkan deklarasi dukungan bersama untuk Ukraina, saat KTT NATO
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berpose saat mereka menghadiri acara dengan para pemimpin G7 untuk mengumumkan deklarasi dukungan bersama untuk Ukraina, saat KTT NATO

Bisnis.com, JAKARTA —  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang digelar selama tiga hari di Washington, Amerika Serikat (AS) sejak Selasa (9/7/2024) akhirnya rampung.

KTT tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan yang dideklarasikan oleh 32 pemimpin negara aliansi NATO dan empat mitra Indo-Pasifik mereka yaitu Korea Selatan, Jepang, Australia dan Selandia Baru.

Kendati begitu, penyelenggaraan dan kesepakatan dalam perhelatan KTT NATO itu juga mendapatkan kritik dari sejumlah negara. Mulai dari Turki, China, hingga Korea Utara angkat bicara dan menyoroti deklarasi KTT NATO.

Berdasarkan catatan Bisnis, KTT NATO antara lain telah menyepakati untuk melanjutkan kebijakan pencegahan nuklir dan akan berpegang teguh pada prinsip-prinsip nonproliferasi nuklir. 

Dalam dokumen hasil KTT tertuang pernyataan bahwa pengendalian senjata, pelucutan senjata, dan nonproliferasi telah dan harus terus memberikan kontribusi penting dalam mencapai tujuan keamanan aliansi tersebut dan dalam memastikan stabilitas strategis dan keamanan kolektif. 

"Penangkalan nuklir merupakan landasan keamanan Aliansi. NATO menegaskan kembali komitmennya terhadap semua keputusan, prinsip, dan komitmen terkait penangkalan nuklir, kebijakan pengendalian senjata, serta tujuan nonproliferasi dan pelucutan senjata NATO sebagaimana dinyatakan dalam Konsep Strategis 2022 dan Komunike Vilnius 2023," kata dokumen hasil, dilansir TASS, Kamis (11/7/2024). 

Selain itu, NATO telah berjanji untuk tetap berkomitmen dalam mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memastikan kredibilitas, efektivitas, keselamatan, dan keamanan misi pencegahan nuklir Aliansi.

Hal itu termasuk dengan memodernisasi kemampuan nuklirnya, memperkuat kemampuan perencanaan nuklirnya, dan beradaptasi sebagaimana diperlukan.

Di sisi lain, sejumlah negara melayangkan kritikan atas deklarasi hasil KTT NATO. Berikut rangkumannya:

TURKI

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan enggan merestui upaya kerja sama antara NATO dengan Israel sebelum perdamaian di Palestina dapat terwujud.

Hal tersebut disampaikannya pada rangkaian KTT NATO ketika sejumlah negara mendorong agar aliansi tersebut memberikan dukungan kolektif kepada Israel.

“Sampai perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan tercapai di Palestina, upaya kerja sama dengan Israel di dalam NATO tidak akan disetujui oleh Turki,” katanya sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (12/7/2024).

Lebih lanjut, Erdogan juga buka suara mengenai situasi politik di sejumlah kawasan, seperti perang Rusia-Ukraina hingga pemulihan hubungan dengan Suriah.

Menurutnya, Turki tengah melanjutkan upaya diplomatik untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.

Terkait Suriah, dia telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Hakan Fidan untuk bertemu dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Hubungan diplomatik kedua negara terputus akibat perang saudara di Suriah pada 2012.

“Kami akan menyampaikan undangan kepada Assad kapan saja untuk kemungkinan melakukan pembicaraan [pemulihan hubungan kedua negara],” ujarnya.

Erdogan juga mengatakan bahwa Turki mengharapkan solidaritas dari sekutu NATO dalam perjuangannya melawan terorisme.

Sementara itu, dirinya juga menyinggung penjualan jet tempur F-16 yang dilakukan AS kepada Turki. Maret lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengizinkan transaksi senilai US$23 miliar tersebut usai Turki menyetujui Swedia bergabung dengan NATO.

"Saya berbicara dengan Biden. Biden menyebut bahwa dia akan menyelesaikan masalah ini dalam 3-4 pekan," pungkasnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper