Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Khawatir Perang Israel-Hizbullah Pecah, Kuwait Evakuasi Warganya dari Lebanon

Kuwait mengevakuasi warga negaranya di Lebanon sejak Sabtu (22/6/2024) karena khawatir pecahnya perang Israel-Hizbullah
Seorang tentara Israel menyiapkan kopi saat dia menjaga pos pemeriksaan dekat perbatasan dengan Lebanon, di Israel utara, 1 November 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura
Seorang tentara Israel menyiapkan kopi saat dia menjaga pos pemeriksaan dekat perbatasan dengan Lebanon, di Israel utara, 1 November 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan Kuwait berangkat ke Lebanon untuk mengevakuasi warga negara Kuwait di negara tersebut sejak Sabtu (22/6/2024). 

Evakuasi itu dilakukan sehari setelah negara Teluk itu memperbarui seruan agar para warganya meninggalkan negara tersebut karena situasi yang mencekam di Lebanon. 

Kantor berita resmi Kuwait, KUNA, melaporkan bahwa Kuwait Airways mengirimkan pesawat pertama yang mengevakuasi warga negaranya dari Lebanon, karena kekhawatiran akan eskalasi antara Hizbullah dan Israel meningkat.

Dilansir Al-Arabiya, Senin (24/6/2024) Kementerian Luar Negeri Kuwait menegaskan kembali dalam seruannya kepada warganya untuk tidak pergi ke Lebanon saat ini karena masalah keamanan yang terus-menerus terjadi di wilayah tersebut. 

Selain itu, kementerian itu juga meminta warga yang saat ini berada di Lebanon, yang tidak memiliki keperluan mendesak untuk segera pergi dari sana sesegera mungkin.

Maskapai nasional tersebut, menurut KUNA, berterima kasih kepada otoritas terkait atas kerja sama sebagai jembatan udara untuk memulangkan warga negaranya dari Lebanon.

Maskapai penerbangan tersebut juga telah mengumumkan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka mengoperasikan pesawat besar untuk terbang ke Beirut guna mengakomodasi warga Kuwait yang kembali ke negaranya.

Keputusan Kuwait ini menyusul meningkatnya serangan lintas batas antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel sehubungan dengan perang Gaza yang sedang berlangsung.

Ada kekhawatiran bahwa operasi militer antara kedua belah pihak akan meningkat meskipun ada tekanan dari dunia internasional untuk mencegah terjadinya perang besar-besaran.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper