Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDIP Sindir Bagi-bagi Tambang Jokowi, Ingatkan Gagasan Bung Karno

PDIP menyindir kebijakan Presiden Jokowi yang memberikan izin usaha pertambangan (IUP) untuk organisasi masyarakat (ormas) keagamaan.
DI Perjuangan (PDIP) angkat bicara perihal bacapres Ganjar Pranowo yang muncul dalam tayangan azan di salah satu stasiun televisi nasional. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Rabu (13/9/2023), mengatakan bahwa hal tersebut sangat baik dan tak berkaitan dengan hal lain./Dok. PPDIP
DI Perjuangan (PDIP) angkat bicara perihal bacapres Ganjar Pranowo yang muncul dalam tayangan azan di salah satu stasiun televisi nasional. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Rabu (13/9/2023), mengatakan bahwa hal tersebut sangat baik dan tak berkaitan dengan hal lain./Dok. PPDIP

Bisnis.com, JAKARTA — PDI Perjuangan (PDIP) menyindir kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan izin usaha pertambangan (IUP) untuk organisasi masyarakat (ormas) keagamaan dalam peringatan 123 tahun hari lahir Bung Karno pada hari ini, Kamis (6/6/2024).

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengingatkan Bung Karno ingin agar kekayaan bumi Indonesia dikuasai negara untuk kepentingan rakyat. Menurutnya, proklamator kemerdekaan itu, ingin membebaskan petani, nelayan, hingga buruh.

Meski demikian, Hasto merasa rezim saat ini hanya menempatkan rakyat sebagai alat untuk meraih kekuasaan. Dia mencontohkan kebijakan Jokowi yang membagikan izin tambang ke ormas keagamaan.

"Rakyat hanya diperlakukan sebagai objek elektoral melalui bansos, sementara tambang yang seharusnya dikuasai negara dibagi-bagi konsesinya dengan misi populis-elektoral," ujar Hasto dalam keterangannya, Kamis (6/6/2024).

Dia meyakini, pemikiran Bung Karno masih sangat relevan untuk Indonesia dan dunia. Hasto mencontohkan gagasan Bung Karno tentang struktur dunia yang demokratis sehingga mengkritisi hak veto sejumlah negara di PBB.

Tak hanya itu, menurut Hasto, Bung Karno juga meyakini cara mempercepat kemajuan bangsa harus melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, supremasi hukum, hingga sistem meritokrasi.

Meski demikian, sambungnya, cita-cita tersebut terganjal oleh ambisi kekuasaan dan penyakit nepotisme yang justru diawali dari puncak rezim penguasa.

"Semoga Peringatan Hari Lahir Bung Karno ke 123 semakin mendorong tekad untuk meluruskan arah masa depan bangsa yang semakin jauh dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945," tutup Hasto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper