Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi dan Anies Baswedan Sepakat soal BRICS, Satu Genderang Perang Berhenti Ditabuh

Jokowi dan Anies Baswedan mungkin kurang sepakat dalam beberapa hal, termasuk IKN dan PPh 21 2024. Namun tidak dengan BRICS.
Dany Saputra,Hesti Puji Lestari
Kamis, 4 Januari 2024 | 11:20
Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan para penjabat kepala daerah se-Indonesia, Senin (30/10/2023), di Jakarta - Humas Setkab/Oji.
Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan para penjabat kepala daerah se-Indonesia, Senin (30/10/2023), di Jakarta - Humas Setkab/Oji.

Sama dengan Jokowi

Pandangan Anies Baswedan terhadap politik luar negeri Indonesia tersebut sejalan dengan apa yang diinginkan Jokowi.

Sebelumnya, alias pada September 2023, Presiden Jokowi juga telah memutuskan bahwa Indonesia tidak bergabung dengan BRICS.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi Susiwijono Moegiarso mengungkapkan RI memilih gabung ke OECD daripada BRICS karena berbagai pertimbangan.

Salah satunya, di internal BRICS ada sejumlah pertentangan, seperti India terkadang bersitegang dengan China. Sebagaimana diketahui, BRICS merupakan akronim dari Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan).

“Pak Presiden meminta kita bergabung dengan OECD saja, dan mempersiapkan 3 tahun agar bisa masuk ke organisasi ini,” ujarnya dalam temu dengan media di Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengutarakan komitmen pemerintah Indonesia untuk menjadi anggota penuh OECD.

Manfaat yang diperoleh sebagai anggota penuh antara lain adalah akses yang lebih luas terhadap sumber informasi dan pengetahuan yang dimiliki OECD.

Selain itu, kesempatan yang lebih luas untuk terlibat dalam kegiatan penelitian kebijakan lintas negara, dan akses serta peluang untuk mengikuti serta berkontribusi secara aktif dalam pembahasan standar kebijakan dalam lingkup OECD. 

“Poin terakhir ini akan memberikan informasi lebih awal kepada pemerintah atas standar kebijakan ekonomi dan pembangunan, yang potensial untuk diadopsi oleh berbagai lembaga dan forum internasional," ujarnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper