Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jejak Sejarah Penjajahan Inggris dan Serangan Israel di Tanah Palestina

Konflik Palestina dan Israel yang telah berlangsung lama ditenggarai adanya campur tangan Inggris yang menjadi cikal bakal konflik perebutan lahan itu.
Gumpalan asap membumbung tinggi di atas Kota Gaza menyusul serangan udara Israel. Foto: Khaled Hasan/Bloomberg News
Gumpalan asap membumbung tinggi di atas Kota Gaza menyusul serangan udara Israel. Foto: Khaled Hasan/Bloomberg News

Bisnis.com, JAKARTA - Konflik Palestina dan Israel yang telah berlangsung lama ditenggarai adanya campur tangan Inggris yang menjadi cikal bakal konflik perebutan lahan itu.

Dilansir dari Aljazeera, konflik Israel dan Palestina bermula sejak lebih dari 100 tahun lalu. Awal mula konflik tersebut dimulai dengan adanya Deklarasi Balfour.

Deklarasi tersebut dicetuskan oleh Arthur Balfour, Menteri Luar Negeri Inggris. Surat yang hanya tidak lebih dari 67 kata dikirimkan Balfour kepada Lionel Walter Rothschild, tokoh komunitas Yahudi Inggris.

Dalam deklarasi Balfour itu, pemerintah Inggris menjanjikan pendirian rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina dan memfasilitasi pencapaian tujuan tersebut.

Deklarasi tersebut mulai dijalankan pada 1923 dan berlangsung hingga 1948. Selama periode itu, Inggris telah memfasilitasi imigrasi besar-besaran etnis Yahudi.

Pergerakan tersebut telah membuat warga Palestina khawatir dengan adanya perubahan demografi negaranya dan penyitaan tanah oleh Inggris yang akan diserahkan kepada Yahudi.

Deklarasi Bolfour telah membuat pecah konflik warga Palestina pada 1936. Warga Palestina melakukan mogok besar-besaran, berhenti membayar pajak, dan memboikot produk-produk Yahudi sebagai aksi protes.

Aksi protes itu berlangsung selama 6 bulan sampai akhirnya mendapatkan penindasan oleh Inggris dengan melancarkan kampanye penangkapan massal dan penghancuran rumah. Praktik itu juga masih diterapkan oleh Israel hingga saat ini.

Namun, warga Palestina tetap tidak berhenti. Fase kedua aksi protes kembali berlanjut pada 1937 yang dipimpin oleh gerakan perlawanan oleh petani Palestina.

Hingga 1939, setidaknya 30.000 tentara Inggris telah dikerahkan untuk menekan warga Palestina. Desa-desa Palestina dihancurkan dengan bom melalui udara, jam malam diberlakukan, serta pembunuhan massal.

Tidak hanya itu, Inggris bersama dengan komunitas pemukim Yahudi pun juga membentuk sebuah pasukan khusus yakni Pasukan Malam Khusus yang dipimpin oleh Inggris.

Sejarah mencatat, dalam tiga tahun pemberontakan tersebut, 5.000 warga Palestina terbunuh, 15.000 hingga 20.000 warga luka-luka, dan 5.600 warga dipenjarakan.

Pemberantasan Kaum Palestina

Sebelum mandat dari Inggris berakhir pada 14 Mei 1948, pasukan militer zionis telah melangsungkan operasi militer untuk menghancurkan wilayah-wilayah Palestina dan desa untuk memperluas wilayah yang akan digunakan untuk negara zionis.

April 1948, lebih dari 100 orang yang terdiri atas pria, wanita, dan anak-anak terbunuh di desa Deir Yassin di tepi Jerusalem.

Operasi terus berlanjut selama periode 1947 dan 1949, lebih dari 500 desa, kota di Paletina Hancur. Peristiwa itu disebut dengan Nakba yang diartikan bencana dalam bahasa Arab.

Setidaknya sebanyak 15.000 warga Palestina tewas dalam tragedi pembantaian yang dilakukan militer zionis.

Penduduk Palestina akhirnya mengungsi di 58 kamp kumuh di Palestina, Lebanon, Suriah, Jordanian, dan Mesir. Sebanyak 6 juta warga Palestina tercatat mengungsi ke wilayah tersebut.

Sementara itu, pada 15 Mei 1948, Israel secara resmi telah menyatakan berdiri sebagai negara. Sehari setelahnya, sejarah perang Arab dan Israel untuk pertama kalinya dimulai.

Perang tersebut berakhir pada Januari 1949 setelah adanya genjatan senjata antara Israel dengan Mesin, Lebanon, Jordania, dan Suriah. Akhir Desember 1948, PBB mengeluarkan Resolusi 194 yang menyatakan pengembalian hak pengungsi Palestina.

Perang Naksa

Genjatan senjata selama 20 tahun dihentikan pada 5 Juni 1967 saat Israel menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang Enak Hari melawan koalisi tentara Arab.

Konflik itu telah menyebabkan penggusuran paksa warga Palestina. Peristiwa itu disebut dengan Naksa yang berarti kemunduran dalam bahasa Arab.

Pembangunan pemukiman dimulai di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang telah diduduki. Sistem dua tingkat diciptakan, Yahudi mendapatkan hak khusus sebagai warga Israel, sedangkan warga Palestina hidup di bawah kekuasaan militer.

Perang di Jalur Gaza

Jalur Gaza menjadi medan tempur yang telah memakan banyak korban jiwa baik dari pihak Palestina. Tercatat sejumlah serang besar telah terjadi di Jalur Gaza pada 2008, 2012, 2014, dan 2021.

Terisolasinya Gaza membuat para pemukim tidak dapat membangun kembali bangunan-bangunan yang telah hancur akibat perang. Material konstruksi seperti baja, dan semen tak dapat mencapai Gaza.

Israel telah mengerahkan hampir seluruh kekuatan militernya di Gaza, termasuk penggunaan senjata yang dilarang secara internasional, seperti gas fosfor pada 2008.

Sejarah kelam di Gaza telah dilakukan Israel dengan membunuh lebih dari 2.100 warga Palestina, termasuk 1.462 sipil dan 500 anak-anak pada perang 2014.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper