Bisnis.com, JAKARTA – Mantan taipan properti Srettha Thavisin terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Thailand setelah mendapat dukungan dari parlemen yang sejalan dengan istana.
Terpilihnya Sretthe mengakhiri polemik yang terjadi usai Pemilihan Umum (Pemilu) Thailand sejak tiga bulan lalu, saat partai Move Forward memenangkan suara mayoritas.
Melansir Bloomberg, Srettha memenangkan 482 suara dalam sidang gabungan dua kamar parlemen dengan 747 anggota parlemen pada hari Selasa. Dia didukung oleh 152 anggota Senat yang ditunjuk oleh militer selain 314 anggota parlemen terpilih dari bloknya dan beberapa anggota parlemen lainnya.
Srettha dapat membentuk kabinetnya setelah pengangkatannya disahkan oleh Raja Maha Vajiralongkorn.
Pemungutan suara dilakukan beberapa jam setelah Thaksin Shinawatra, mantan PM yang secara efektif memimpin partai Pheu Thai, kembali ke Thailand untuk pertama kalinya dalam 15 tahun setelah membuat kesepakatan dengan pihak militer yang telah berulang kali menggulingkan sekutu-sekutu politiknya dalam dua dekade terakhir.
Pheu Thai berada di posisi kedua di bawah partai baru Move Forward, yang telah mendorong perubahan pada undang-undang yang membatasi kritik terhadap monarki yang berkuasa di negara tersebut.
Baca Juga
Kesepakatan antara mantan musuh ini secara efektif menutup pintu bagi Move Forward untuk mengambil alih kekuasaan. Pita Limjaroenrat, pemimpin partai Move forward, gagal meraih dukungan mayoritas parlemen untuk menjadi PM Thailand.
"Merupakan suatu kehormatan untuk terpilih sebagai perdana menteri. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Thailand,” kata Srettha kepada para wartawan setelah pemungutan suara.
Srettha akan melanjutkan pembentukan kabinet di antara aliansi 11 partai yang dapat menghidupkan kembali pertumbuhan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara ini.
Srettha merupakan seorang veteran di industri real estat dengan gelar MBA dari Claremont Graduate School di Amerika Serikat. Ia bergabung dengan Pheu Thai awal tahun ini dan mengambil peran sebagai penasihat utama untuk putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra, sebelum dinobatkan sebagai salah satu dari tiga kandidat PM Thailand.