Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), koalisi dari beberapa kelompok militan, membantah terlibat dalam serangan itu di situs propagandanya.
Mengomentari klaim tanggung jawab dan penyangkalan oleh berbagai kelompok militan, Ansari mengatakan polisi tidak percaya pada klaim berlebihan sampai dibuktikan dengan investigasi.
Dia berpendapat bahwa Jamat-ul-Ahrar, sebuah faksi sempalan dari TTP, dapat terlibat dalam pengeboman tersebut, yang menduduki peringkat paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir.
“ISKP (Negara Islam Khyber Pakhtunkhwa) juga mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang sedang kami selidiki,” tegasnya.
Menurut Kepala Polisi Kota Muhammad Ijaz Khan, serangan itu adalah bom bunuh diri.
Beberapa orang terkubur di bawah puing-puing setelah sebagian besar bangunan masjid runtuh, sehingga operasi penyelamatan berlanjut sepanjang malam.
Serangan bom bunuh diri itu menyebabkan beberapa perwira polisi senior dan pemimpin doa tewas.
Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan kepada saluran lokal Geo TV bahwa tersangka pengebom berdiri di barisan depan masjid dan meledakkan dirinya segera setelah salat dimulai.
"Begitu imam (pemimpin salat) mulai salat, ada ledakan yang memekakkan telinga, yang melemparkan saya ke udara dan membuang saya," kata Mohammad Mushtaq, seorang petugas polisi yang terluka dalam ledakan itu, kepada wartawan di rumah sakit.
Di negara tetangga Afghanistan, pemerintahan Taliban mengutuk pengeboman itu, menyebutnya "bertentangan dengan ajaran Islam."
Dalam sebuah pernyataan, penjabat Kementerian Luar Negeri Afghanistan juga menyampaikan simpati kepada keluarga korban yang meninggal dan terluka.
Saingan lama India juga menyampaikan belasungkawa yang "dalam" kepada keluarga para korban serangan teroris.
“Kami mengutuk keras serangan ini, yang telah merenggut nyawa begitu banyak orang,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi dalam sebuah cuitan.