Terakhir, terlepas dari tren tersebut, Scobel mengingatkan potensi titik kritis pada masa depan, sebuah peristiwa yang dapat mendorong Beijing mengambil tindakan militer terhadap Taiwan yang didukung oleh AS.
Analis politik Malcolm Gladwell mendefinisikan titik kritis sebagai "momen massa kritis, ambang batas, titik didih" dalam konteks China, Amerika Serikat dan Taiwan.
Titik kritis mengacu pada langkah China mengambil paksa Taiwan dengan kekuatan militer dengan tujuan unifikasi. Alasannya “penyatuan kembali secara damai” telah menemui kegagalan dan Presiden China Xi Jinping tanpa mempedulikan AS akan turun perang atau tidak.
Potensi itu ada karena China telah mulai memanaskan mesin perangnya dengan melakukan serangkaian latihan militer baru-baru ini di Selat Taiwan.
Latihan militer besar-besaran selama beberapa hari di berbagai lokasi di sekitar perbatasan Taiwan memberikan sinyal, bahwa China siap untuk berhadapan dengan AS yang dituduhnya punya politik standar ganda dalam memandang hubungan China dan Taiwan.
Oleh karena itu, perhatian yang cermat harus difokuskan pada pemantauan ketat terhadap retorika dan tindakan China. Demikian juga dengan pesan AS yang seharusnya tidak ambigu dan konsisten.
Pada akhirnya, upaya ini sangat penting jika AS dan China ingin menghindari eskalasi yang tidak diinginkan berubah menjadi perang yang tidak diinginkan dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun mendatang.