Kepala Negara kemudian menyinggung sejumlah barang-barang yang diimpor, padahal sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri seperti CCTV, seragam dan sepatu TNI-Polri, alat tulis, laptop, alat kesehatan hingga alat pertanian.
"Gimana mau kita terus-teruskan? Coba CCTV, beli impor. Di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini? Dipikir kita bukan negara yang maju, buat CCTV aja beli impor. Seragam dan sepatu tentara dan polisi, beli dari luar. Kita ini produksi dimana-mana bisa, jangan diterus-teruskan," tegasnya.
Jokowi juga mengancam akan mengumumkan ke publik terkait daftar kementerian/lembaga, pemda atau BUMN yang masih doyan impor.
"Saya kalau sudah jengkel, ini tak umumin nanti. Ini rumah sakit daerah beli impor, Kementerian Kesehatan masih impor, tak baca nanti. Karena sekarang ternyata gampang banget itu, detail harian sekarang bisa saya pantau betul," ujarnya.
Jokowi juga menyentil Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan mengaku jengkel melihat masih ada banyak alat dan mesin pertanian (alsintan) impor. Padahal, produk-produk itu sudah bisa dibuat di dalam negeri.
"Alsintan, Menteri Pertanian, traktor-traktor kayak gitu bukan hi-tech saja impor. Jengkel saya. Saya kemarin kan dari Atambua menanam jagung. Saya lihat ada traktor, ada alsintan, saya waduh. Enggak boleh ini, Pak Menteri, enggak boleh," kata Jokowi.
Tak Hanya Menkes dan Mentan saja yang kena semprot Jokowi, Mendikbudristek Nadiem Makarim juga turut mendapatkan ultimatum dari Jokowi. Dia mengaku masih mendapatkan adanya alat tulis seperti pensil, kertas, bolpoin yang masih impor.