Guru, dalam hal ini, dapat mengajar suatu hal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh murid.
“Fleksibilitas bagi guru, dimaksudkan untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal," ujar Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo dalam keterangannya.
Selain itu, perencanaan kurikulum bagi sekolah pun dapat diatur dengan cara yang lebih fleksibel. Dalam kurikulum prototipe, lanjut Anindito, tujuan belajar ditetapkan per fase, yakni dua hingga tiga tahun untuk memberi fleksibilitas bagi guru dan sekolah.
Hal yang sama juga dikemukakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bengkulu, Sehmi. Menurutnya, dengan situasi dan kondisi pandemi seperti saat ini, banyak aspek dalam kehidupan yang telah berubah, seperti SDM, sarana dan prasarana, serta aspek sosial lainnya, termasuk pendidikan.
Diketahui, beberapa sekolah penggerak di Bengkulu sudah menerapkan kurikulum prototipe.
“Salah satu strategi yang paling jitu dalam pembelajaran adalah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Situasi dan kondisi itu ada di kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing. Artinya yang memainkan peran dengan situasi itu adalah manajemen sekolah,” ujar Sehmi dalam keterangannya, dilansir dari laman Kemendikbudristek, Selasa (18/1/2022).